Monday, January 30, 2017

DAY 22: FIVE ITEMS I LUST AFTER

Seharusnya hari ini nulis Three Lessons That You Want Your Children Learn From You. Tapi karena aku belum ngerasa bakal punya anak dalam waktu dekat, ditambah aku masih betah jadi anak-anak… *hiyah* jadi sekarang nulisnya ngambil dari temanya TanGi tentang lima barang yang aku kepengiiin banget.

1.       Tongkat Sihir Ibu Perinya Cinderella

Kayak cewek-cewek mainstream lainnya, aku termasuk orang yang (suka aja) ada waktu buat mikir gue-pake-baju-apa-ya di depan lemari sebelum ke mana pun. Bahkan kadang itu juga terjadi buat pakai piyama. Kadang obrak-abrik, mikir ini-itu. Dan kebayang dong rasanya ngelihat Cinderella yang bingung mau pake baju apa ke pesta langsung dengan mudahnya dapat gaun super cantik hanya di-tring-in sama ibu peri, dan dia hanya perlu putar-putar badan, udah cantik beserta make up-make upnya? Beuh, berharap itu beneran nyata.
Dan juga, aku orangnya termasuk suka ngegratak, lalu capek sendiri. Jadi maunya, setelah ngegratak, cuma perlu tring-tring-tring lalu kembali rapi seperti sedia kala tanpa beberes.

2.       Pensil Shakalaka Bum-Bum

Ini legenda zaman dulu bangeeeud! Ngegambar ini-itu, terus yang digambar keluar dari kertas dan jadi nyata. Kalau itu terjadi, sekarang aku mau ngegambar minimal donat J.co yang cokelat kacangnya enak itu beserta iced chocolatenya, sampai mau ngegambar DoMinJun supaya tau-tau ada di depan mata. Btw, shakalaka bum-bum itu adanya pas aku masih SD. Kalau sekarang udah makin canggih kali ya. Pensilnya udah bisa digital. Jadi aku semakin bisa nge-blat deh. *dikira Medibang*

3.       Pintu Doraemon

Buat orang yang tinggal di pinggiran Jakarta, yang nyaris tiap butuh apa-apa ke Jakarta atau lewat Jakarta, alat ini nggak usahlah ditanyain buat apa, ya? Huhuhu!

4.       Rumah Di Film Up

Ini gara-gara envy ngelihat Mr. Fredickson yang bisa terbang bawa-bawa rumahnya segala ke luar negeri. Soalnya kalau naik pesawat biasa aja buat pergi jauh kan banyak masalahnya; ngejar jam pesawat, check in bagasi ini-itu, nggak boleh lebih dari berapa kilo berat bagasinya, belum kalau di pesawat nggak nyaman duduknya, atau pegel duduk terus, makanannya terbatas. Kayaknya bakalan asyik kalau bawa rumah sendiri. Begitu sampai di tempat lain, nggak usah check in hotel lagi. Langsung bermukim!

5.       Tikus Ratatouille

Pernah nonton Ratatouille? Kalau yang pernah pasti tau tikus ajaib yang bisa masak hanya dengan jambakin si orang dan bersembunyi di balik topi koki. Pengennya nggak tikus juga, sih. Geli aja ngebayanginnya ada tikus di kepala. Tapi kadang kalau lagi panik di dapur, takut masakan nggak enak, takut gagal, si tikus itu yang jadi terlintas.

Selesai dan selamat berfantasi-fantasi ria~
-AF

Saturday, January 28, 2017

DAY 21: MY FIRST TEN SONGS ON MY MUSIC SHUFFLE


Ceritanya hari ini lagi mau kejar tayang tulisan yang tertinggal beberapa hari belakangan. Jadi, mulai aja deh pilih temanya secara acak. Kali ini, milih tema ini karena lagi malas mikir yang berat-berat, jadi tema ini jadi sasaran empuk buat nyicil tulisan.
Sepuluh lagu yang terpilih di playlist adalah…
1.      Do You Wanna Build a Snowman? – Christope Beck  - Pertama kali buka playlist langsung disuguhin suara imyut ala Frozen gini masa. =))
2.      Ada Apa dengan Cinta? – Melly Goeslaw & Anto Hoed – Lagu ini muncul berbonus foto orang alay tak dikenal. Efek donlot gratisan. :’)
3.      Ayat-Ayat Cinta – Rossa – Entah kapan terakhir kali dengar lagu ini
4.      Just I Love You – Younha – ini salah satu ost-nya My Love From Another Star. Lagunya termasuk enak didengar.
5.      Jeon Geun Hwa – M Signal – kalau ini ost-nya A Gentlemen Dignity. Salah satu drama Korea, yang mengambil sudut pandang cowok, yang aku suka karena lucu banget!
6.      For The First Time In Forever – Idina Menzel  - Frozen lagi!
7.      There was Nothing – Brown Eyed Soul – ini ost-nya 49 days. Lagunya mellow, biasanya lagu ini ada di adegan yang hopeless-hopeless gitu.
8.      Bukan Cinta Biasa – Afgan – kalau nggak salah lagu ini kudownload pas abis nonton Cinta 2 Hati… sekitar 2 tahun lalu. :D
9.      Will You Marry Me? – Lee Seung Gi – salah satu lagu favorit! Karena tone-nya ceria, juga sweet. Suka lagu ini karena jadi ost-nya A Gentlemen Dignity.
10. Hello Goodbye – Hyorin – ini juga lagu My Love From Another Star. Lagu ini sering muncul di awal-awal dramanya.
Lagu-lagu di atas berasal dari playlist laptop yang entah kapan terakhir aku update karena udah jarang banget dengarin lagu di laptop (laptop aku udah tuwir banget. Jadi udah banyak penyakitnya =( ). Sekarang-sekarang ini kalau lagi suka banget sama lagu, refers-nya ke Youtube dan dengarin di sana… lewat hp. Nggak punya Spotify sama Joox juga. Jadi begitulah~
-AF

DAY 2O: ABOUT THREE CELEBRITY CRUSHES


Tiga doang? Terlalu sedikit kayaknya ini. :’D
Mayoritas tiap kali nonton drama aku suka terkesan sama tokoh utama cowoknya—meski abis itu lupa lagi setelah nonton yang lain. Cuma beberapa tokoh yang bikin aku terkesan meski udah nonton yang lain, balik lagi ke film itu lagi buat re-watch. Berhubung karena Do Min Jun udah terlalu sering disebut baik secara karakter dan filmnya, kayaknya bakalan asyik kalau kali ini ceritain pendahulu-pendahulunya aja deh ya…
1.       Kim Hyun Joong
Versi Jihoo
Pertama kali nonton Korea dan langsung ke drama Boys Before Flowers, suka sama tokoh Yoon Ji Hoo—cowok paling pendiam, misterius, penuh teka-teki di antara 3 temannya yang lain. Awalnya malah nggak begitu stunning karena tokoh dia jadi orang ketiga di antara dua tokoh utama drama itu, ditambah dari segi penampilan ya… biasa aja. Rambutnya gondrong dan nggak terlalu bikin terkesima. Begitu udah potong rambut di episode berapaaa gitu, keliatan lebih fresh. Setelah itu bikin mikir tiap kali nonton; kenapa Geum Jan Di lebih memilih Jun Pyo sih daripada diaaa?
Versi Baek Seung Jo
Lalu kedua kalinya suka lagi sama Hyun Joong pas dia peranin sebagai Baek Seung Jo di drama Playful Kiss. Kalau di BBF dia pendiam, misterius, dan dingin… di sini lebih parah lagi. Dua kali lipatnya. Tapi karena dia tokoh utama kali ini, dan otomatis sebagai center, segala tingkah lakunya dan perkembangan karakternya jadi diperhatikan banget. Sebagai Baek Seung Jo, dia bikin terperangah kalau udah so sweet, karakter Yoon Ji Hoo aja masih kalah soal ini. Dan atas dua karakter di atas, diperanin orang yang sama, sempat bikin aku ngefans jangka panjang.

2.       Micky Yoochun
Yoochun (Rooftop Prince version)
Baru suka sama dia pas lagi nonton Rooftop Prince karena karakternya lucu sebagai putra mahkota yang terlempar ke ratusan tahun setelah kehidupannya, dan norak banget sama hiruk pikuk di kehidupan sekarang ini. Funny banget, dan si Yoochun meraninnya ekspresif banget—tanpa ninggalin sisi kewibawaannya sebagai putra mahkota. Lalu ngefans jangka panjang sama dia sampai throwback ke drama Miss Ripley sama I Miss You yang dia peranin juga. Sayangnya pas di Miss Ripley, karakternya agak cupu dan dia nggak sekonyol pas jadi putra mahkota. Sementara pas di I Miss You, dia jadi detektif, konyol paraaaah, tapi nggak berwibawa sama sekali karena galauan. Mungkin karena plotnya juga lamban kali yaa… jadi karakternya juga menyesuaikan. :D

3.       Junsu n Yesung

Masuknya jadi 4 ya? Bodo amat ah! =))
Kalau ini dari versi penyanyi. Junsu itu membernya TVXQ, kalau Yesung membernya Super Junior. Keduanya aku suka karena suaranya khas banget kalau udah nyanyi (baik di video clip atau versi manggung), nge-cover lagu, lagi di boyband atau lagi solo. Mereka berdua termasuk langganan buat ngisi soundtrack drama. Jadi kalau lagi nonton drama, meski awalnya aku nggak tau kalau mereka isi soundtrack, begitu masuk adegan, dengar ost dan keciri suara mereka, langsung searching. Dan seketika ber-tuhkan-bener-tuhkan-bener ria begitu emang benar lagu mereka sesuai dengan tebakan awal. Sebentar, aku share linknya…


-AF

Wednesday, January 25, 2017

DAY 19: ABOUT MY FIRST LOVE


Mungkin tulisan ini lebih cocok kalau disebut first crush kali ya. Soalnya kalau berbicara tentang first love bakalan kejebak di pertanyaan-pertanyaan, “Eh, emangnya kalau suka, berarti gue jatuh cinta sama dia, ya? Terus tanda-tanda jatuh cinta sendiri itu kayak apa? terus, terus, terus…” Nggak habis-habis. Jadi, untuk mempersingkat waktu dan paragraf, maka langsung cerita aja yes?
Pertama, terjadi sekitar kelas 5 atau 6 SD. Si dia—yang mari kita sebut aja sebagai Spiderman—duduk sebangku sama aku sesuai dengan instruksi acak dari ibu wali kelas. Orangnya pendiam, jadi awalnya kami malah nggak saling akrab. Tapi karena kami ditakdirkan berbagi bangku dan meja, jadi tau satu sama lain. Dia yang awalnya (kukenal) pendiam, ternyata petakilan sehingga membuat kami saling meledek satu sama lain—dan itu menjadi rutinitas. Nggak banyak yang aku tau tentang si Spiderman selain dia rumahnya cukup jauh dari sekolah jadi mengharuskannya naik angkutan atau jemputan ke sekolah, punya kakak cowok dua tahun di atas kami yang bersekolah sama dengan kami, dia lahir tanggal 6 Juni, sama dia nari lagu Di Atas Normal-nya Peterpan sama gengnya ketika kami dapat tugas menari perkelompok untuk pelajaran Kertakes. Sekarang, si Spiderman ini nggak tahu ke mana. Reuni SD pertama kali saat kami kelas 1 SMA. Setelah itu ada reuni satu tahun sekali setiap kali bulan puasa, dan dia nggak ada. Aku sendiri sejak SMP yang membuat lebih banyak menetap di Jakarta jadi lost contact sama teman-teman SD dan baru ketemu lagi via Facebook—dia nggak ada di pertemanan kami. Aku juga nggak tahu dia sekolah di mana selanjutnya. Begitulah akhir kisah aku dan dia. #tsah #bolehlohnariIndiadisini
Kedua, kalau tentang first boyfriend itu terjadi dua tahun setelahnya. Dia—yang kita sebut saja Batman—aku kenal karena dikenalkan temannya yang juga temanku, sebut saja orang ini si Giant. (iya, Batman sama Giant beda jauh. Beda film pula =))).  Kami bertiga satu sekolah dan saat itu dia udah lebih dulu jadi anak Pramuka. Mereka termasuk gigih dan cukup pentolan jadi masuk ke Pasukan Koordinasi (yang udah aku ceritain detailnya di day 16). Si Batman ini ketua salah satu regu PasKor (di PasKor cuma ada dua regu) sementara si Giant anggota di regu sebelahnya. Komunikasi kami sendiri terbatas oleh ruang dan waktu (#tsah), caranya; kalau lagi liburan di rumah, komunikasi cukup lancar karena kami bisa berkirim sms atau ngobrol di telepon. Sementara kalau lagi di sekolah, karena peraturan asrama nggak ngebolehin bawa gadget dan teman-temannya, juga nggak ngebolehin komunikasi antarputra-putri, maka kami surat-suratan dengan cara ngasih kode gue-bakal-ngasih-surat-ke-lo-di-sini. Biasanya dia ngasih surat balasan ke kelas putri (iya, kelas kami terpisah) yang ditaruh di laci meja kelasku, atau kalau lagi ke daerah yang bisa dilewat putra dan putri lalu kebetulan ketemu dia, langsung kasih kode gue-drop-suratnya-di-sini-nanti-lo-harus-ambil, tanpa suara. Yang kalau dipikir-pikir, mungkin aku titisan Angelina Jolie sejak dini. :’)
Surat-suratnya masih kusimpan beberapa, lolos dari razia bagian keamanan asrama, padahal kalau ketahuan bisa disita dan kena pelanggaran berat. Sekarang kadang buat referensi nulis teenlit kalau lagi stuck buat ngebangun soul-nya—meski endingnya ngakak geli sendiri. =))
Aku sama si Batman bertahan 8 bulan, dan sekarang kami lost contact –selain saling follow atau berteman di akun sosial media. Nggak ada interaksi sama sekali. Mungkin ketemu si Batman juga sekitar tiga tahun lebih yang lalu, tanpa sengaja, berpapasan, dan dia nanya dengan wajah bertanya-tanya slash menebak-nebak slash bingung slash bikin lawan bicaranya juga bingung, “Eh, lo siapa ya?”
Sementara yang ada di pikiranku, nih orang emang long term memorinya lemah, atau karena gue mantannya jadi dia (me)lupa(kan) gue, atau mantannya emang banyak sehingga lupa satu-satu termasuk gue yang udah long timeeeee ago banget, atau jangan-jangan yang dia lupain bukan hanya gue, tapi dirinya sendiri? Wah. Wah. Wah.
Dan terakhir kali aku dengar kabar dia, dia akan menikah dengan pacarnya, yang merupakan adik kelas kami. Masih simpang-siur dan belum menetapkan tanggal. Jadi, mari kita doakan semoga lancar, berkah,  sakinah. Dan mohon doa juga mudah-mudahan dia atau teman yang lain nggak baca iniiiiiii. Akika malu, cyin! Menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berdoaaaa, mulai!
Selesai.
Lanjut?
Ini yang Ketiga, sebagai penutup. Kalau nggak salah ini waktu kelas dua SMA. Dia itu cowok yang dingin. Punya tatapan mata yang tajam, dan sedikit berbicara. Suatu hari aku ada perlu sama dia yang kemudian menyeret aku ke perpustakaan sekolah karena dia biasa ‘nongkrong’ di sana. Sebelum aku samperin dia, aku ngelihat dia dari kejauhan kalau dia terganggu sama teman-teman yang berisik. Begitu aku samperin, pelan-pelan aku kasih tahu maksud aku ketemu dia, dia bilang, “Barusan saya melempar pulpen ini ke mereka karena berisik. Saya nggak mau pulpen ini balik ke saya karena saya berisik sama kamu!”
Terima kasih buat yang repot-repot baca cerita ketiga. Apalagi buat kalian yang percaya itu ceritaku (uhuk). Mungkin masa-masa 2002 kalian harus dieuphoriakan (kembali) sama Ada Apa dengan Cinta. :p

-AF