Saturday, January 21, 2017

DAY 15: MY FAVOURITE MOVIES THAT I NEVER GET TIRED OF WATCHING


Aku merasa tema hari ini cocok, karena aku tipikal orang yang suka nonton ulang tontonan (favorit). Meski setelah itu udah diseling beberapa film, tapi kalau udah terngiang-ngiang di kepala; adegannya, dialognya, karakter tokohnya, tau-tau (eh, nggak tau-tau juga sih) balik lagi ke tontonan yang aku suka. Dan hal kayak begini juga terjadi kalau lagi nonton tontonan baru (biasanya drama Korea) dan nggak begitu greget sama plotnya. Di antara film, drama, serial yang sering kuulang adalah….
1.      Petualangan Sherina
Zaman masih kecil nggak tahu berapa kali ulang film ini buat ditonton sampai hafal dialog Sherina, “Nggak ada salahnya untuk menghadapi segala kemungkinan toh?” yang dilontarkan ke Sadam. Mungkin nonton ini pas masih kecil lebih dari sepuluh kali. Kalau digabung pas udah gede… nggak tau deh berapa kali, nggak ngitung. :D Gara-gara Petualangan Sherina, aku jadi kena euphoria pengin nari-nari Betapa-Bahagianya-Punya-Banyak-Teman di halaman sekolah, pengen manjat-manjat pohon sama dinding, pengen ke Bosscha (sampe sekarang belum kesampean), pengen lari-larian di sawah sampe hutan, pengen ngerjain temen naroh permen karet di bangkunya #heh. Gara-gara Petualangan Sherina juga, aku jadi tahu bahasa; setengah-ewang, trembelane, terus… apa ya, lupa. :/ Di antara beberapa film anak saat aku masih kecil, menurutku, ini sih yang paling keren!

2.      3 Idiots


Pertama kali nonton ini pas kelas 2 SMA, nonton di asrama, nyelundupin laptop, kecilin volume, nonton rame-rame sekamar. Terkesan sama film ini karena; pertama, nama tokoh ceweknya Phia B-), kedua, Aamir Khan—yang jadi Punshuk Wangdu—gantengnya nggak nahan, ketiga, suka sama mantra All Izz Well yang sampai sekarang tanpa sadar aku ucapin di saat-saat panik, keempat, suka sama teknik berceritanya yang pake plot campuran tapi terasa seimbang dan nggak kerasa hole-nya, keempat, filmnya kritis, bikin mikir, tapi cara mengemasnya secara komedi dan komedi yang dipakai menurutku ‘membumi’, jadi masuk ke banyak pihak. Aspek itu semua yang kemudian menjadi alasanku kenapa film ini aku favoritkan dan kutonton berulang-ulang.

3.      Frozen

Aku nonton ini nggak in time pas filmnya lahir. Malah cenderung terlambat karena aku baru nonton setelah kebanyakan anak kecil udah kena Frozen Fever. Waktu nonton…, wajar sih kalau film ini jadi booming gitu. Aku suka konsep sisterhood dalam dunia putri dan kastil. Out of the box! Ditambah, kedua putri kakak beradik itu karakternya berseberangan banget tapi saling sayang dan saling melindungi meski keadaan membuat mereka jadi kaku. Terus juga, aku terkesan sama konsep cinta sejati di film itu yang nggak melulu soal pangeran dan putri. Filmnya bagus buat mengedukasi dunia siblings ke anak-anak, juga tentang konsep ego untuk orang dewasa.

4.      Serial Mr. Bean (seri mana pun)

Ini juga salah satu tontonanku pas masih kecil karena, mungkin menurut orang tua, ini tontonan yang diperankan orang dewasa tapi cukup aman buat ditonton anak-anak. Aku sampai hafal setiap seri Mr. Bean; dari yang drama di kolam renang, di dokter gigi, di hari natal, kepalanya masuk ke badan kalkun, mobilnya kelindes tank, banyak pokoknya. Ini juga jadi tontonan referensiku kalau lagi butuh film yang bikin ketawa, dan clueless mau nonton apa. Jadi mending re-watch.

5.      49 Days

Kalau yang ini drama Korea, 20 episode. Nggak kok, nggak literally nonton dari awal banget kalau lagi re-watch. Nge-skip beberapa bagian vital meski ujung-ujungnya ngerasa adegannya penting semua buat kesinambungan emosi. Oh ya buat perkenalan isi dramanya dulu; drama ini bercerita tentang seorang cewek yang baik nan ceria, hidup dengan kebahagiaan berlimpah; punya orang tua yang penyayang, dua sahabat yang selalu support, calon suami yang romantis banget, suatu hari kecelakaan dan membuat dia koma. Di tengah koma, arwahnya keluar dari tubuh dan ketemu scheduler (semacam malaikat maut) yang kasih dia pernyataan: kalau mau kembali hidup, kumpulkan air mata ketulusan (di luar air mata keluarga) sebanyak 3 orang selama 49 hari. Selama 49 hari itu juga dia masuk ke tubuh orang lain (cewek juga) buat melanjutkan hidup versi arwahnya. Awalnya dia optimis karena merasa dia punya segalanya. Sampai saat setelah dia kecelakaan, saat semua orang nggak tahu kalau dia hidup dalam tubuh orang lain, dia tahu kenyataan baru; salah satu sahabatnya berkhianat dengan memacari calon suaminya sejak lama. Calon suaminya mau bersekongkol karena mereka sepakat mendekati dia untuk mengambil alih bisnis ayahnya, lalu masalah-masalah lain yang membuat dia pesimis untuk kembali hidup.
Film ini entah aku tonton berapa kali, dan setiap kali nonton pasti sesenggukan. Kadang nonton bareng (pas zaman-zamannya jadi anak kos), lalu main ledek-ledekan siapa yang duluan nangis. Dan bikin mikir, “Serem ya… ketika kita menganggap orang lain tulus sama kita, ternyata ngedeketin kita cuma ada maunya. Cuma mau manfaatin kita untuk ambisinya.” Dan yang bikin menyedihkannya lagi, kasus begini bukan kasus langka. Cenderung pasaran malah. :’)

6.      My Love From The Star

Yang ini kayaknya udah berapa kali diulang-ulang ya selama Writing Challenge? :’D Dari suka karakter tokohnya, suka plotnya (meski nggak suka ending-nya), suka dialognya, ost-nya, wardrobe tokohnya, banyak deh. Aku paling suka pas dialog Cheon Song Yi bilang ke Do Min Jun, “I’m good at waiting,” waktu Do Min Jun bilang dia akan pergi ke tempatnya berasal. Emosi dan suasananya nyess banget meski abis itu, lagi syahdu-syahdunya, kena twist polahnya Cheon Song Yi yang errr banget.

Akhir-akhir ini aku lagi re-watch Descendants of The Sun, dramanya Song-Song couple yang baru aku tonton beberapa bulan lalu—gara-gara lagi nonton Uncontrollably Fond lalu ngerasa datar aja gitu padahal udah lebih dari 5 episode. Di DoTS, adegan favoritku pas kapten Yoo Si Jin balik lagi ke Urk setelah sempat pulang ke Korea (kalau nggak salah ini episode 6) gara-gara mendengar kabar Urk kena gempa. Dia dan pasukannya turun dari helikopter, malem-malem, lalu berjalan ke tenda kesehatan di antara bayangan baling-baling helikopter, kabut-kabut angin, jalan dengan gagah. Di tenda kesehatan dia ngeliat dokter Kang Mo Yeon dan mereka saling bertatap mata satu sama lain; yang satu tatapan kangen, yang satu tatapan, “aku senang melihat kamu selamat.” Scene ini cuma beberapa menit, tapi melting-nya… aduhaaaai. Favorit parah deh pokoknya!

Di antara film yang lain, cuma DoTS doang sih yang nggak begitu kuulang-ulang. Karena ini film baru, karena juga karakter tokohnya bukan tipikal yang ‘aku banget’. Tapi itu lebih ke selera subjektif sih, kalau secara overall, aku suka karena setting, beberapa twist-nya unik!

-AF

2 comments:

Anonymous said...

Nomor satu sama dua aku jugaaa... Three idiots nonton 3 kali, satu sendirian, satu nemenin temen, satu lagi nemenin ponakan. Tiga2nya nangis mulu. Wkwk. Dan btw, Amir Khannya itu kok cakep ya... #heh

Petualangan Sherina tp sukanya pas kecil... Seneng aja lihat karakter Sherina yang kuat dan berani. :)

FHEA said...

3 idiots itu paling cadas yang pas lahiran di atas meja pingpong itu sih ya tan... =)) pake vacum cleaner pula! XD