Monday, September 28, 2020

DAY 8: THE POWER OF MUSIC


Berbeda dengan Tansis, aku justru orangnya lumayan audio visual. Maksudnya, lagi nyapu aja setel lagu kayak harus ada sound track-nya, lagi jemur baju pasang lagu atau dengarin podcast, lagi nyetrika baju sambil drakoran, kalau nggak YouTube-an—yang tentu saja kesemua itu berdasarkan pilihanku. Kalau orang lain yang pasang lagu sesuai pilihannya, jatuhnya malah kesal, soalnya annoying.  Wkwk! Kecuali dalam keadaan yang perlu konsentrasi penuh, biasanya nggak boleh ada suara, karena aku sedang berusaha mendengar suara dari pikiranku sendiri.

Soal pilihan musik, sebenarnya seleraku nggak begitu update kayak orang pada umumnya. Apa yang aku dengar beberapa tahun lalu, bisa nggak ganti-ganti sampai sekarang kalau udah suka banget. Kayak lagu Miracle OST-nya Reply 1988. Dari zaman selesai nonton dramanya, sampai sekarang udah nonton drama lain yang berbeda, lagu yang satu ini sampai bikin YouTube tuh hafal. Karena meski udah diputar macam-macam, baliknya bisa ke sini-sini lagi. Di antara yang lain lebih suka A Little Girl atau Don’t Worry, aku lebih suka Miracle sambil ngebayangin adegan-adegan hangat yang diciptakan di drama itu.

Buatku, lagu kayak parfum atau aroma yang kita hirup. Bisa banget lagu yang diputar acak di suatu tempat, lalu kita nggak sengaja dengar, melempar kita pada memori pertama kali mendengarnya. Aku pernah merasakan itu ketika sekilas mendengar lagu EXO yang Baby Don’t Cry. Setelah entah berapa lama nggak dengar lagu itu—karena pada dasarnya aku bukan penggemar bangetnya EXO, lagu yang satu itu mengembalikan memoriku pada pertama kali mendengarnya; di kamar kos, diputar lewat salah satu laptop teman yang berwarna merah, diputar bersama sederet lagu EXO yang lain kayak History dan Mama, yang sempat bikin aku bosan tapi sekaligus menikmati momennya. Yang kalau diingat-ingat bisa bikin baper sendiri karena ternyataaaa… oh udah lama banget berlalu ya.

Sama kayak lagu Diana Ross dan Lionel Ritchie yang Endless Love. Meski lawaaas banget dan sering mendengar lagu itu diputar di acara pernikahan, nyatanya lagu itu punya memori yang personal buatku; ketika KKN, salah seorang teman bilang mau jadikan lagu ini sebagai alunan di acara pernikahannya kelak. Jadi setiap kali mendengar lagu ini, rasanya yang keingat adalah temanku itu.

Apa lagi yaaa… oh kayak lagu-lagu OST Petualangan Sherina juga melempar ke masa kecil yang nggak bakal terulang itu. Lengkap dengan sederet tindakan halu yang nempel-nempel plester di tangan, makan smarties, pakai jaket jeans, dan lain sebagainya.

Kalau sekarang lagi suka lagu apa, ya? hmm, nggak jelas sih. Kadang ulang-ulang OST-nya Itaewon Class yang Start itu. Kalau nggak, OST-nya Hospital Playlist yang dinyanyiin Kyuhyun judulnya Confession is Not Flashy—ngingetin adegan Gyeo-ul dan Jeong-won. Yang Aloha juga asik, sambil ngehalu kapan bisa karokean bodor lagi. Huhu!

 

No comments: