A 'GOOD' BYE

Heeeey my BROWN BLOG, i'm back!!!
Entah udah beberapa hari aku ninggalin blog keren nan kece satu-satunya ini dan sekarang dengan senangnya bisa kembali posting, kembali cerita, kembali berbagi.
Berhubung aku menghilangnya lumayan bisa dibilang lama banget, tentu saja ada banyak cerita, banyak orang yang datang masuk di kehidupan, sampai pernah mampir menyapa hati. cieeee :P
Salah satunya, dia yang sempat membuatku terbiasa menerima kabarnya setiap hari....
Nggak perlu sebut nama, karena takut dia baca tulisan ini.
Pertama-tama, pendeskripsian yang tepat untuk dia yaitu, goodlooking! Karena, kalau boleh jujur face-nya lumayan bisa ngangenin. Selanjutnya, dia baik, humoris, dan cukup friendly meskipun pemalu.
Kalau yang lain menilai aku cukup nerima dia dengan semua pendeskripsian di atas, salah besar. Karena nyatanya, aku lebih banyak tahu buruknya saat aku mengenalnya, sebelum kita menjadi dekat. Jadi, nggak menutupi kemungkinan juga kalau aku nggak bakal sakit hati, ngeredam cemburu, mendadak emosian gara-gara si dia itu. Pada saat itu pula, aku harus menegaskan pada diri sendiri sebelum semuanya terlambat; meninggalkannya dengan cara mengembalikan posisinya ke tempat semula. Hal yang mudah diucapkan, mudah dipahami tapi ternyata penerapannya sendiri suka bertentangan sama perasaan yang sekongkol sama emosi.
Jadi, saat itu mau nggak mau harus adil; membiarkan diri sendiri masih menyimpan sisa-sisa kenangan tiap kali melihatnya tapi setelah itu berjanji bahwa semuanya harus berjalan seakan-akan nggak ada yang terjadi sebelumnya.
Complicated? Yes! Tapi mungkin itu klimaks dari konflik yang harus terjadi. Atau masih ada klimaks yang lainpun aku nggak tahu.
Ada yang harus kuucapin terima kasih untuk dia yang sempat datang dan kini pergi. Cerpen yang kutulis jadi!! Dengan tokoh utama yang kubuat karakternya menyerupai dia. Sebuah keuntungan yang diambil di tengah-tengah kegalauan.
Salah satu alasanku untuk tidak mengambil kelanjutan terhadap perasaan ini adalah karena sebuah kesalahan. Aku menganggap di dekatnya hanya membuat kesalahan dan kurasa aku tidak perlu menambahnya dengan mengikuti egoku yang menyukainya. Kesalahan sempat menuliskan namanya di hatiku, dan aku beruntung karena belum mengukirnya. Tentu saja karena takut bekasnya sulit hilang.
For him, terima kasih atas care-nya, obrolan panjangnya, kejadian serunya. Tapi mungkin semuanya bakal berubah kalau kata-kata kramat itu keluar, jadi yang terbaik adalah Sayonara..
A 'Good' Bye... :)

Comments