Hallooo… lama
hiatus dari blog yang disebabkan nggak tahu mau nulis apa di sini, nih. Finally,
aku punya ide mau berbagi dari hasil games di Whatsapp bareng teman-teman
angkatan 16 FLP Jakarta. It was fun!
Oh
ya, sebelumnya, Thank you so much buat Mas Agus Setiawan yang dua kali ngasih
hadiah dari games ini ke aku. And also thank you for the games creator, si
Amelya Dwi yang kreatif banget bikin lomba menulis kecil-kecilan gini di grup
Whatsapp. Kalau kata Mama Nori di OVJ; “Nggak kepikiran, yaa…” hehe
Gamesnya sih
simpel banget, tapi, sangat menarik. Games menulis pertama itu nulis Flash
Fiction yang sekitar lima ratus kata dan diposting di grup, lalu dikomentarin
teman-teman. Here goes, aku mau sharing hasil FF-ku di sini;
A ‘Good’ Bye
By Asmira Fhea
Akhirnya,
dia pergi.
Sebuah kalimat
awal sederhana yang merangkap pengakhir. Tanpa muluk-muluk untuk menerangkan
sebab. Ah, jangankan untuk sebab, bahkan, kalimat itu enggan memberi celah
untuk tanda tanya datang.
Biar kuulang
lagi; akhirnya dia pergi. Kali ini
memoriku dibiarkan menangkap tiap detail bersamanya, hampir tanpa spasi.
“Pergiku
untuk kembali,” katanya waktu itu. Aku –yang bodoh ini- memilih percaya. Percaya
pada tatapan mata sipitnya ketika menyelesaikan kalimat itu, yang disudahi
dengan senyum spesial lesung pipinya. Pemandangan terindah. Membuat daftar
pertanyaan di kepalaku semakin bertambah; Kapan waktu kembali itu datang? Apa yang akan dilakukannya saat nanti kita
bertemu? Karena biasanya, setiap kata ‘pergi’ muncul, suasana sendu menyusul. Kadang-kadang
membuatku benci. Tapi tidak untuk hari ini. Tidak untuk dia…
Jadi, kapan
dia datang?
Pertanyaan
itu kembali hadir, jauh setelah kepergiannya. Degup jantung kembali jumpalitan
seiring keping ingatan datang. Lelaki pemilik lesung pipi itu membuatku rindu,
nyaris seperti orang gila…
Di hari
selanjutnya, aku mulai mengimani kata ‘dua minggu’. Kali ini, tak hanya degup
jantung yang jumpalitan, melainkan seluruh tubuh. Kalimat tanya bertambah
datang; Apa nanti dia akan datang bersama bersama kotak kecil berisi cincin
yang akan menghiasi jari manisku? Atau sebuket bunga cantik yang akan kugenggam
dari tangannya?
Jawaban itu
hadir pada saatnya dan membuat pipiku merona. Kasarnya, aku seperti babunya
yang selalu menurut ketika dia menggenggam tanganku erat, tak akan menolak ketika
dia cubit manja pipiku, saat aku mencoba melawannya.
Lalu, dia
mengajarku bicara pada rona matahari yang merahnya membiaskan pipi kita
sehingga terlihat bersemu. Menjadikan sepasang
yang paling banyak tersenyum, agar semesta tahu…
Inspired by: Lagu Will You Marry Me-Lee Seung
Gi, yang sempat diputar beberapa kali selama menulis ini. Sekaligus adegan
terakhir drama A Gentlemen Dignity yang sweet! Tulisan ini sempat kurevisi
beberapa kali, sekaligus pembaruan paragraf akhir yang sempat hilang di notes
ponsel. Oh ya, itu judulnya minjem dari lagu A ‘Good’ Bye Super Junior, yaaa…
Oppaaaa… Miaaaan :p :p
Games kedua; bikin puisi singkat! Asliii..
bikin puisi diwaktuin itu bikin stuck lama buat aku yang bener-bener butuh
bimbingan untuk bikin puisi. Finally, I made this one;
Frustrasi
By Asmira Fhea
Pada roman, biarlah ia menerima berang
Biar terselap rasanya tenang
Bisakah ia acuh pada seonggok hati yang kini
berperang?
Ataukah itu yang ia inginkan?
Mengundang kawanan petir menyerang pada
pemilik hati yang sulit bertahan
Kian lebih menyakitkan dari pecahan gelas kaca
yang belingnya menusuk perasaan
Atau memang perbelahan yang ia embuhkan?
Pada laranya nurani yang hanya bisa berperi,
Hirapkan dia bersama segala perangainya yang
keji…
How’s it? Bad? Maaf banget kalo buruk, yaa…
Aku masih amatir sama puisi (tapi ngerti puisi bagus, kok. Apalagi kalau puisi
arab yang direkomin bu dosen :p), tapi, dengan senang hati menerima komentar
demi menjadikan karya lebih baik lagi. Hehehe…
Oh ya, this poem inspired by; campuran dari
lagu Storm - Super Junior dan lagu Reason – 4Men yang diotak-atik saat sedang
makan mie goreng. Hehehe. Thank you juga buat aplikasi thesaurus yang berjasa
buat memoles bahasanya. Ternyata bahasa Indonesia itu kaya, kalau kita rajin
buka kamus! Heuheuheu… And last, thank you buat teman, kakak-kakak di grup
Whatsapp yang udah ngasih masukan dan vote puisi ini. Jujur, sempet heran juga
kenapa bisa di-vote. Semoga yang ngevote lagi nggak khilaf, dan inspirasinya
terus mengalir untuk tetap berkarya! Fighting!!
Love,
-AF-
Comments