Buat jadi penulis, hal yang diperlukan bukan sekadar apa yang kita
pikirkan langsung tertuang menjadi kata-kata hingga kalimat. Tapi, tentu saja,
kita juga diperlukan untuk menyiapkan outline dan sejeli-jelinya
melakukan brainstorming alias menggali ide. Lalu, memadatkan konsep agar
naskah kita menarik minat calon pembaca. Kebayang nggak kalau kita merasa cukup
dengan menulis yang ada di pikiran kita? Iya, kalau pikiran kita beda tipis
sama Einstein. Tapi kalau isinya cuma rambut kusut nenek lampir? Bahkan, buat
nentuin ujung ke ujungnya saja masih rumit. Nah lo!
Terlepas dari itu semua, yang mau kubahas di sini itu bukan soal teknik
menulis seperti di atas. Karena aku juga masih belajar, hehe. Jadi, kita
langsung saja ke topik pembicaraannya, ya…
Pernah nggak sih, ngerasa bête setelah kalah dalam lomba yang
daftarnya saja harus bayar? Mungkin rasanya akan beda kalau kita kalah dalam
lomba yang digelar cuma-cuma tanpa dipungut biaya. Itu hal biasa (banget). Kalau
ada yang pernah ngerasain hal serupa, sama kayak aku saat ikut berpartisipasi
dalam salah satu lomba kepenulisan. Rasanya bête berpangkat. Duitnya terpakai,
pialanya nggak dapet.
One day, salah satu
senior yang merupakan penulis juga ada yang pernah bilang: “Kalau gue sih,
nggak tertarik buat ikut lomba berbayar gitu. Kenapa? Karena menurut gue, kalau
naskah gue dipilih buat menang, karena memang bagus dan layak diberi hadiah
dari panitianya. Bukan karena para pesertanya kayak patungan buat ngasih gue
hadiah karena menang!”
Benar juga! Aku setuju sama
kalimatnya. Terserah, sih, kalau buat yang nganggepnya beda. Apalagi kalau
pernah menjadi panitia dalam lomba serupa, mungkin punya alasan sendiri. Tapi,
layaknya pekerja seni, penulis pun punya karakter. Terserah kalau dia mau bersifat
independen seperti di atas, karena, perkataannya juga nggak salah, hehe. Tapi,
ada saatnya juga menemukan orang berjiwa pri-gratisan, yang suka nyari celah
gratis tapi bisa mendapatkan keuntungan bagi dia (kayak aku gini) hehe.
Masih soal gratisan, siapa sih yang nggak suka buku gratis? Hihi. Kalo
aku sih, suka banget sama penerbit atau penulis yang suka ngadain giveaway
alias bagi buku secara cuma-cuma. Tapi, sebagai pecinta gratis, tentunya harus
tahu dong taktiknya. Bukan asal bilang sama penulis atau penerbitnya:
“Eh, kalau buku lo udah
terbit, gue mau satu, ya?!”
Helloooo!! Dikira kue nastar lebaran kali. Bahkan, buat orang
pebisnis kue aja, sebagai tester yang dikasih gratis itu paling cuma
berapa potong. Nggak bakalan satu toples langsung, kan? Bakalan beda cerita
kalau dia memang sudah niat ngasih ke kita. Kalau nggak?!
Bahkan, untuk alasan pertemanan atau keluarga sekalipun, sebaiknya
kita juga ngerti alasan si penulis atau creator lainnya bersikap begitu.
Hasil kerja keras rasanya nggak setimpal kalau diminta gratis. Biasanya sih,
hal begini terjadi sama teman sendiri, ya. Aku juga pernah begitu, kok, hehe. Mentang-mentang
punya teman penulis dan bukunya keren, enak banget ngeledekin buat minta
bukunya. Beberapa teman ada yang diam, tapi ada juga yang bilang: “Kalo nanti
ada yang bilang gitu ke lo, mau nggak?”
Awalnya sih, aku bakal bilang: “Ya, kalau lagi ada bukunya sih
nggak apa-apa.” Tapi, ada tambahannya setelah itu: “Kalau udah nggak ada,
jangan maksa minta, ya. Hehehe” atau kalau mau minta gratisan, kasih sinopsis
belakangnya dulu aja, deh. Sebagai tester. Hihihi.
Salah satu penulis favoritku, Mbak Windy Ariestanty yang merupakan editor utama di Gagas
Media dan editornya Raditya Dika, pernah nulis ini di twitternya:
Tapi, sejauh ini, sih. Sebisa mungkin aku menghargai mereka dengan membeli
karyanya sekalipun itu punya temanku sendiri. Kita baca, bedah sama-sama, buat
menghasilkan karya yang lebih baik. Kalau memang mau dapat potongan atau
gratis, kita bisa menyiasati dengan membeli pas pre-order atau beli langsung
karya mereka di penerbitnya langsung. Bookfair juga berfungsi banget
buat kita yang suka diskonan. Hehe… selain itu, semangat buat menangin give
away! Siapa tahu kamu beruntung.
At last, mungkin lain
kali aku akan berbagi cerita soal dunia kepenulisan bersama penulis-penulis
lainnya. Kali ini segini saja dulu. Semoga bermanfaat.
Sebagai persembahan awal tahun, aku mau kasih foto si ganteng
KimTan a.k.a Lee Min Ho yang lagi nulis:
Hati-hati ngiler! :p |
Selamat tahun baru 2014! Semoga kita semakin semangat berkarya,
berusaha, dan berdoa, ya! Hugs!!
Love,
-AF
Comments