Seperti yang
kuceritakan sebelumnya, perjalanan ini berbekal dari rencana yang setengah matang.
:p Alhamdulillah, berkat izin Allah, aku pergi dengan timing yang
pas. Yaitu saat masa-masanya libur kuliah yang ternyata… banyak
teman-temanku yang berencana serupa. Jadi, kita bisa curi waktu untuk ketemuan.
Reuni pertama
itu bersama teman-teman seangkatan di FLP Jakarta –sebuah komunitas kepenulisan
yang merupakan singkatan dari Forum Lingkar Pena. Dari beberapa bulan
sebelumnya, kami memang sudah ada omong-omong buat ke Pare saat liburan. Tapi belum
ada tindak lanjut yang matang saat itu. Cuma Bu Oii sepertinya, yang dari
jauh-jauh hari harus kirim ‘proposal’ ke suaminya supaya bisa di-acc. :p Beda
sama aku yang masih maju-mundur sama rencana sendiri waktu itu…
Selain Bu
Oii, ada Lya yang merupakan mahasiswi psikologi UI yang datang beberapa hari
setelah bu Oii. Mereka menempati camp yang sama, padahal tanpa
kesepakatan apa-apa sebelumnya. Menurut cerita Lya, mereka sama-sama kaget
begitu saling menemukan satu sama lain di camp-nya. Ihiiy, kayak di
sinetron ih… ;P
Mereka berdua
yang pertama menemuiku saat aku baru-baru sampai di Ocean dengan naik sepeda. Bikin
heboh di sekitar maskan sebentar, sebelum akhirnya sadar lagi kalau
ternyata kita lagi di kampung orang! Hohoho. Oh ya, kesempatan untuk ketemu
mereka itu sempit banget. Apalagi sama Bu Oii. Karena tiga hari setelah aku
tiba di Pare, Bu Oii langsung pulang ke Jakarta. Sementara sama Lya, waktu
ketemu bisa dua minggu. Sayangnya kami sama-sama sibuk (dan bbku rusak saat
setelahnya) jadi jarang ketemu. Hiks…
Pertemuan kami
bertiga yang paling berkesan itu saat Bu Oii mau pulang. Kami buat semacam farewell
party di warung Ketan Susu –tempat nongkrong yang paling famous di
sekitar Pare- dan aku harus bela-belain ngejar waktu dengan bersepeda (dan saat
itu pakai gamis) dari jalan Sakura ke jalan Gelagah. Berhubung saat itu
statusku masih jadi pendatang baru, jadi aku sempat putar-putar jalan dulu
sehingga terkesan jauh. Padahal mah aslinya nggak begitu. -___-
Itu pertama
kalinya aku tahu warung Ketan yang ternyata lagi ramai-ramainya. Warung outdoor
sederhana, yang hanya buka dari siang sampai sore, dan asyik untuk kongkow
sama teman-teman (maklumlah, di Pare nggak ada sevel). Hihihi.
dari kiri: Lya, Fhea, Bu Oii. :) |
Di pertengahan
bulan, datang Fika dan Nenden –teman sekelasku di kampus yang menempati Aidina
1 di Ocean. Mereka tinggal di camp bahasa Inggris, belajar dua bahasa
sekaligus (Arab dan Inggris), dan kudengar juga Fika ambil kelas musik gitar. Awalnya,
mereka ingin menghabiskan satu bulan di sana, jadi dua minggu setelah aku dan
Lele pulang, dia masih menetap. Sayangnya, keputusan berubah saat musibah
menimpa Nenden. Dia jadi pulang bareng aku dan Lele, sementara Fika tetap menggenapkan
waktu hingga satu bulan.
Kami semua,
para mahasiswi UIN, berkumpul. Segerombolan anak BSA, dan ada Ova juga yang
merupakan anak jurusan filsafat di kampus. Rasanya lucu, beberapa dari kami
yang awalnya nggak kenal satu sama lain, harus saling kenal ketika sudah berada
di tempat yang ratusan kilometer jauh dari kampus. It’s unbelievable fact.
:p
Sekelompok anak UIN Ciputat; Gita, Ami, Ova, Kiki, Lele (Bobon), Fhea. |
Dan reuni
ketiga… adalah reuni yang paling berkesan (bukan berarti yang ketemu lainnya gak berkesan maksudnya :D). Akhirnya aku bisa kembali bertemu
dengan seorang yang lebih dari best friend! yang datang dari Lombok. Dia itu nyontekmate
yang handal, bolosmate, onlinemate, dan dramakoreamate, intinya soulmate banget sama dia. :p Kita
udah lama nggak bertemu sejak kelulusan SMA! Rasanya kayak nggak ada orang di
sekitar begitu kita ketemu malah heboh, jingkrak-jingkrak, dan nggak malu buat
pelukan ala Teletubies. Hihi. Aku manggilnya Nicuo. Kalau mau tahu seperti apa
orangnya, baca ceritanya di sini: http://nizwaayuni.blogspot.com/.
Bersyukur dia
nggak berubah. Masih sama dengan Nicuo yang aku kenal dulu saat dihardik dan
diusir ustadzah yang matanya mendelik (maaf, Cuo. Gue cuma ingat yang ini.
hahaha). Masih suka uber-uber wifi atau
hotspot untuk online. Entah itu socmed, atau dia mau download
drama Korea baru. Dia masih gila! (alhamdulillaaaah…), setidaknya kalau dia
waras, pasti ada yang salah.
Begini deh,
untuk menambah kepercayaan kalian, aku kasih cuplikan percakapanku sama dia
waktu ketemu.
“Eh, Fe. Udah
nonton dramanya Kim Soo Hyun yang baru belom?” tanyanya ke aku.
“Belum. Nggak
tau deh. Semenjak di sini, gue nggak begitu update sama drama,” balasku woles.
“Eh sumpeh
deh, Feee… dia keren banget di sana! Pokoknya lo harus nonton. Nggak bakal
nyesal lo!” (lalu, dilanjutkan dengan kalimat-kalimat profokatif dengan
mendeskripsikan peran-peran di dalam drama).
“Oh ya udah.
Nanti pas gue balik ke Jakarta, gue minta copy-annya sama temen gue. Pasti
udah ada.”
Lalu bahasan
berbelok. Dia membuka topik tentang online. “Gue aja download. Gue
nih kalau udah di Lombok, main ke mall (yang aku lupa apa namanya :p)
cuma mau ngincer hotspotnya aja. Gila, di sana kencang boo!!”
Sambil geleng-geleng
kepala, aku ketawa. Mukanya ekspresif banget saat cerita soal online dan
teman-temannya. Udah kayak separuh hidupnya sendiri. Hahaha. Dasar error!
Lalu,
ponselnya berdering. Dari asal sepenangkapku, orang di seberang sana sepertinya
sedang nitip sesuatu yang ada kacang hijaunya pada Nicuo ini. Entah itu bubur
atau es, aku nggak begitu dengar. Lalu, dengan santainya Nicuo bilang ke
penelepon di seberang, “Aduh, Sayaang. Nggak aku beliin. Gunung Kelud mau
meletus jadi kacang hijaunya nggak tumbuh.”
Apa coba? Nih orang,
sekali ketemu udah bikin ketawa jumpalitan. Gila!
Emang dasarnya
cewek, kalau ketemu teman lama, pasti nggak jauh dari ngegosip. Sebenarnya kita
nggak ngegosip juga sih, cuma saling tukar kabar teman yang lost contact.
*ngeles* :p. Dan semakin kita nyari tau kabar, semakin berdecak kagum sama
teman-teman yang perkembangannya setelah lulus SMA itu maju pesat. How
wonderfull they are!
And this is her. Please say hello for this Miss Online. :)) |
Sebenarnya banyak
banget temanku yang di Pare, sayangnya kami sama-sama sulit buat sinkronkan
waktu bertemu. Dikit-dikit bentrok dan pada akhirnya dengan sangat menyesal
harus nggak ketemu sampai terakhir. Hikss… maaf ya, Natan, Asti, dan lain-lain
yang belum sempat ketemu. Semoga next chance kita bisa ketemu lagi di
waktu yang tepat tanpa alat komunikasi yang rusak. errr! -___-
And I should
say thanks to this place. Terima kasih buat kota Pare yang ternyata tanpa disangka bisa
jadi penghubung kembali silaturahim kami. I’m deeply touched :’) Love love!
-AFJ
Comments