Aku merasa
tema hari ini cocok, karena aku tipikal orang yang suka nonton ulang tontonan
(favorit). Meski setelah itu udah diseling beberapa film, tapi kalau
udah terngiang-ngiang di kepala; adegannya, dialognya, karakter tokohnya,
tau-tau (eh, nggak tau-tau juga sih) balik lagi ke tontonan yang aku suka. Dan hal
kayak begini juga terjadi kalau lagi nonton tontonan baru (biasanya drama Korea)
dan nggak begitu greget sama plotnya. Di antara film, drama, serial yang sering
kuulang adalah….
1.
Petualangan Sherina
Zaman masih kecil nggak tahu berapa kali
ulang film ini buat ditonton sampai hafal dialog Sherina, “Nggak ada salahnya
untuk menghadapi segala kemungkinan toh?” yang dilontarkan ke Sadam. Mungkin nonton
ini pas masih kecil lebih dari sepuluh kali. Kalau digabung pas udah gede…
nggak tau deh berapa kali, nggak ngitung. :D Gara-gara Petualangan Sherina, aku
jadi kena euphoria pengin nari-nari Betapa-Bahagianya-Punya-Banyak-Teman di halaman
sekolah, pengen manjat-manjat pohon sama dinding, pengen ke Bosscha (sampe
sekarang belum kesampean), pengen lari-larian di sawah sampe hutan, pengen
ngerjain temen naroh permen karet di bangkunya #heh. Gara-gara Petualangan
Sherina juga, aku jadi tahu bahasa; setengah-ewang, trembelane, terus… apa ya,
lupa. :/ Di antara beberapa film anak saat aku masih kecil, menurutku, ini sih
yang paling keren!
2.
3 Idiots
Pertama kali nonton ini pas kelas 2 SMA,
nonton di asrama, nyelundupin laptop, kecilin volume, nonton rame-rame sekamar.
Terkesan sama film ini karena; pertama, nama tokoh ceweknya Phia B-), kedua,
Aamir Khan—yang jadi Punshuk Wangdu—gantengnya nggak nahan, ketiga, suka
sama mantra All Izz Well yang sampai sekarang tanpa sadar aku ucapin di
saat-saat panik, keempat, suka sama teknik berceritanya yang pake plot
campuran tapi terasa seimbang dan nggak kerasa hole-nya, keempat, filmnya
kritis, bikin mikir, tapi cara mengemasnya secara komedi dan komedi yang
dipakai menurutku ‘membumi’, jadi masuk ke banyak pihak. Aspek itu semua yang
kemudian menjadi alasanku kenapa film ini aku favoritkan dan kutonton
berulang-ulang.
3.
Frozen
Aku nonton ini nggak in time pas
filmnya lahir. Malah cenderung terlambat karena aku baru nonton setelah
kebanyakan anak kecil udah kena Frozen Fever. Waktu nonton…, wajar sih kalau
film ini jadi booming gitu. Aku suka konsep sisterhood dalam
dunia putri dan kastil. Out of the box! Ditambah, kedua putri kakak
beradik itu karakternya berseberangan banget tapi saling sayang dan saling
melindungi meski keadaan membuat mereka jadi kaku. Terus juga, aku terkesan
sama konsep cinta sejati di film itu yang nggak melulu soal pangeran dan putri.
Filmnya bagus buat mengedukasi dunia siblings ke anak-anak, juga tentang
konsep ego untuk orang dewasa.
4.
Serial Mr. Bean (seri mana pun)
Ini juga salah satu tontonanku pas masih
kecil karena, mungkin menurut orang tua, ini tontonan yang diperankan orang
dewasa tapi cukup aman buat ditonton anak-anak. Aku sampai hafal setiap seri
Mr. Bean; dari yang drama di kolam renang, di dokter gigi, di hari natal,
kepalanya masuk ke badan kalkun, mobilnya kelindes tank, banyak pokoknya. Ini juga
jadi tontonan referensiku kalau lagi butuh film yang bikin ketawa, dan clueless
mau nonton apa. Jadi mending re-watch.
5.
49 Days
Kalau yang ini drama Korea, 20 episode. Nggak
kok, nggak literally nonton dari awal banget kalau lagi re-watch.
Nge-skip beberapa bagian vital meski ujung-ujungnya ngerasa adegannya
penting semua buat kesinambungan emosi. Oh ya buat perkenalan isi dramanya
dulu; drama ini bercerita tentang seorang cewek yang baik nan ceria, hidup
dengan kebahagiaan berlimpah; punya orang tua yang penyayang, dua sahabat yang
selalu support, calon suami yang romantis banget, suatu hari kecelakaan
dan membuat dia koma. Di tengah koma, arwahnya keluar dari tubuh dan ketemu scheduler
(semacam malaikat maut) yang kasih dia pernyataan: kalau mau kembali hidup,
kumpulkan air mata ketulusan (di luar air mata keluarga) sebanyak 3 orang
selama 49 hari. Selama 49 hari itu juga dia masuk ke tubuh orang lain (cewek
juga) buat melanjutkan hidup versi arwahnya. Awalnya dia optimis karena merasa
dia punya segalanya. Sampai saat setelah dia kecelakaan, saat semua orang nggak
tahu kalau dia hidup dalam tubuh orang lain, dia tahu kenyataan baru; salah
satu sahabatnya berkhianat dengan memacari calon suaminya sejak lama. Calon suaminya
mau bersekongkol karena mereka sepakat mendekati dia untuk mengambil alih
bisnis ayahnya, lalu masalah-masalah lain yang membuat dia pesimis untuk
kembali hidup.
Film ini entah aku tonton berapa kali, dan
setiap kali nonton pasti sesenggukan. Kadang nonton bareng (pas zaman-zamannya
jadi anak kos), lalu main ledek-ledekan siapa yang duluan nangis. Dan bikin
mikir, “Serem ya… ketika kita menganggap orang lain tulus sama kita, ternyata
ngedeketin kita cuma ada maunya. Cuma mau manfaatin kita untuk ambisinya.” Dan yang
bikin menyedihkannya lagi, kasus begini bukan kasus langka. Cenderung pasaran
malah. :’)
6.
My Love From The Star
Yang ini kayaknya udah berapa kali
diulang-ulang ya selama Writing Challenge? :’D Dari suka karakter tokohnya,
suka plotnya (meski nggak suka ending-nya), suka dialognya, ost-nya, wardrobe
tokohnya, banyak deh. Aku paling suka pas dialog Cheon Song Yi bilang ke Do
Min Jun, “I’m good at waiting,” waktu Do Min Jun bilang dia akan pergi ke
tempatnya berasal. Emosi dan suasananya nyess banget meski abis itu,
lagi syahdu-syahdunya, kena twist polahnya Cheon Song Yi yang errr banget.
Akhir-akhir ini aku lagi re-watch Descendants
of The Sun, dramanya Song-Song couple yang baru aku tonton beberapa
bulan lalu—gara-gara lagi nonton Uncontrollably Fond lalu ngerasa datar aja
gitu padahal udah lebih dari 5 episode. Di DoTS, adegan favoritku pas kapten
Yoo Si Jin balik lagi ke Urk setelah sempat pulang ke Korea (kalau nggak salah
ini episode 6) gara-gara mendengar kabar Urk kena gempa. Dia dan pasukannya
turun dari helikopter, malem-malem, lalu berjalan ke tenda kesehatan di antara
bayangan baling-baling helikopter, kabut-kabut angin, jalan dengan gagah. Di tenda
kesehatan dia ngeliat dokter Kang Mo Yeon dan mereka saling bertatap mata satu
sama lain; yang satu tatapan kangen, yang satu tatapan, “aku senang melihat
kamu selamat.” Scene ini cuma beberapa menit, tapi melting-nya…
aduhaaaai. Favorit parah deh pokoknya!
Di antara film yang lain, cuma DoTS doang sih
yang nggak begitu kuulang-ulang. Karena ini film baru, karena juga karakter
tokohnya bukan tipikal yang ‘aku banget’. Tapi itu lebih ke selera subjektif
sih, kalau secara overall, aku suka karena setting, beberapa twist-nya
unik!
-AF
Comments
Petualangan Sherina tp sukanya pas kecil... Seneng aja lihat karakter Sherina yang kuat dan berani. :)