Sebenarnya, ada satu tempat—atau lebih tepatnya negara yang pengin banget aku kunjungi sejak 2018; ke Korea. Sebagai pecinta drakor, pengin banget lah pastinya menelusuri tempat yang biasa dipakai syuting, nyobain makanan yang biasa muncul, foto-foto, syukur-syukur ketemu sama artisnya.
Ide ini tercetus ketika Mufi lagi ke Jakarta, lalu aku sama Heru menemuinya ke TA, kami main ice skating, terus sepik-sepik soal liburan ke luar negeri. Kesebutlah rencana awal untuk ke Korea tahun depan (2019), jadi mulai dari hari itu, mulai menabung. Aku tentu mau dong. 2019 tandanya cutiku aman sebagai anak korporat, aku harus ngumpulin gaji dan bonusan dan ingat-ingat supaya nggak konsumtif. Bersemangatlah kami.
Ternyata, di
2019 rencana Mufi belok untuk menikah dulu. Tabungan dialihkan ke sana. Aku harus
membuat opsi kedua supaya tahun itu berkesan meski gagal ke Korea. Aku juga
menolak ajakan beberapa temanku yang pengin ke Korea karena udah sepakat sama
Mufi. Hahaha! Selang beberapa bulan dari pernikahan Mufi, Mia ngajakin ke
Hongkong bareng teman kampusnya. Mereka ada program gitu, tapi programnya cuma
sehari selebihnya jalan-jalan. Dengan iming-iming Disneyland dan tiket yang
murah, bodo amat deh kalau di sana lagi musim panas, lagi demo gila-gilaan
juga, dikomplen sama orang Indo di sana yang katanya kenapa kami datang di
saat-saat seperti itu… yang penting escape dulu. Pemandangan ke Korea
pun terobati ketika sampai Macau—tempat syuting Boys Before Flowers—meski cuma
setengah hari. Sebenarnya sih belum cukup, ya, menjelajahi Macau di waktu yang
sempit itu. Ada banyak gedung yang menyegarkan mata, dan penasaran juga
tempat perjudian di sana. Sayangnya, waktu itu aku datang sama anak yang di
bawah umur. Jadi nggak bisa masuk huhuhu.
Waktu itu
aku cuma ke Venetian Macau—yang kupikir tempat mendayung perahunya outdoor,
tapi ternyata indoor dan atapnya didesain semirip mungkin sama langit
yang cerah. Gedungnya lebih kayak mall. Mirip-mirip lah sama Grand Indonesia. Toko-toko
di sana sebagian ada juga yang buka di Indonesia. Kayak Uniqlo, H&M, Nike
dengan harga barang yang nggak jauh beda. Kalau jenis barangnya aku nggak tau,
sih, ya… berhubung nggak terlalu minat dan sadar dompet melihat yang branded
begitu. Hahaha. Tau apa yang aku beli di Macau? Ya, hanya air mineral.
Aku memang membatasi budget banget ke Hongkong dan Macau. Total pengeluaran semuanya dari akomodasi, wifi, transportasi selama seminggu kira-kira 8 juta. Selain karena barang-barang di sana nggak menarik buatku untuk beli, aku juga nggak mau buka jastip—karena please, capek-capek dapat cuti kerja tujuannya buat nyenengin diri sendiri lah, bukan direpotin orang lain, dan aku emang alokasikan sisa tabungan buat ke Korea itu tadi. Siapa tahu tahun depannya bisa berangkat, tabungan masih aman.
Sampai pada akhir 2019, aku bilang sama Mufi mau resign. Mau cabut ke luar kota dan kembali deg-degan, apakah tabunganku cukup untuk tetap ke Korea sementara nggak ada lagi gajian rutin? Rencana awalnya cuma sebulan minggat dari Jakarta—di bulan Januari—supaya Maret bisa ke Korea. Pulang ke rumah Februari dan langsung bikin visa, itinerary, dkk. Tapi ternyata kepentok cutinya Mufi, yang ternyata lebih memungkinkan setelah lebaran—yang mana di Korea musim panas. Kami atur ulang—penginnya kalau nggak spring ya autumn. Asalkan jangan summer deh, di Indo udah keseringan, dan di Hongkong udah ngerasain. Tapi sayangnya, dari bulan Maret sampai sekarang, bulan September, negara api menyerang. Pandemi bikin kami nggak bisa ke mana-mana. Jangankan ke Korea, ke mal atau toko buku yang sebelumnya bisa banget aku kunjungi seminggu sekali, sekarang… hm…, sejak awal tahun belum ke sana lagi. Minimal, dulu hangout sebulan sekali sama teman-teman. Entah cuma nongkrong makan bareng, naskahan bareng-bareng, atau karokean—sekarang mah mewaaaaah banget. Banyak tempat yang tutup karena pandemi. Di samping itu kami juga harus menjaga kesehatan satu sama lain.
Karena pandemi juga, tabungan kami menipis. Curhat-curhatan sama Mufi… kira-kira kesampaian nggak ya nih cita-cita ke Koreanya? Pengin banget Ya Allah, tapi nggak tau kapan. Huhu.
Comments
AAAMIIN