Friday, February 24, 2012

REVIEW PERTEMUAN 1 FLP

PROFESIONALISME DALAM MENULIS
    Tepat pada tanggal 12 Februari 2012, Forum Lingkar Pena mengadakan pelatihan perdananya kepada pramuda angkatan baru 16 di gedung HB Jasin di Taman Ismail Marzuki, Jakarta dengan pemateri bernama pena Arul Khan yang akan menyampaikan materinya bertema "Menulis sebagai Hobi atau Profesi". 
    Menurut pengakuannya, beliau telah menulis dan menerbitkan sekitar lebih dari 300 buku yang kebanyakan buku nonfiksi. Diantara 300 buku tersebut, beliau juga menulis sebuah buku yang berjudul "langsing setelah melahirkan" yang sempat membuat para peserta pramuda yang hadir terkejut dan heboh mendengarnya. Dalam menyampaikan materinya, berkali-kali beliau mengatakan "berhentilah menulis!" yang saat itu lagi-lagi membuat peserta kembali terkejut. Jelas saja, bertolak belakang dengan pembicara sebelumnya yang memotivasi para peserta untuk lebih semangat dan tidak berputus asa untuk menulis. Setelah itu para peserta kembali dikejutkan dengan kata-katanya yang sampai sekarang masih belum tahu apa maksudnya, -termasuk saya pribadi- ketika beliau menambahkan "Berhentilah menulis, saya pikir ini adalah jalan yang menyesatkan." 'Sesat yang dimaksud disini adalah seorang penulis tidak tahu rute penulisan yang benar.
    Beliau juga mengatakan; dalam menulis, seorang penulis hendaklah lebih realistis dan optimis. Bisa membedakan menulis itu sebagai profesi ataukah hobi. Menulis dikatakan menjadi profesi ketika seorang penulis dituntut untuk menulis sehingga menjadi beban seperti seorang pekerja. Sementara dikatakan hobi adalah ketika seseorang tidak merasakan terbebani ketika sedang menulis karena menulis adalah salah satu pekerjaan yang disukainya. Seorang penulis juga hendaknya aktif untuk bertemu dengan editor penerbit dan bertanya-tanya tentang buku apa saja yang akan dirilis pada bulan ini dan sebagainya. Seorang penulis juga hendaklah rajin datang ke pameran buku untuk melakukan komunikasi dengan editor-editor dari berbagai penerbitan, mencari brosur untuk mengetahui alamat kantor penerbitan sehingga penulis tersebut setidaknya bisa menerka nasib naskahnya akan diterbitkan di penerbitan yang mana.
    Dalam menulis, seseorang diminta untuk lebih realistis. Sebagai contoh; ketika seseorang ingin menulis tentang keajaiban suatu kota, maka hendaklah seseorang itu melakukan research ke kota tersebut sebelum menulis. Karena apabila ia tidak menggunakan hal tersebut, maka yang terjadi adalah naskah yang dibuatnya tidak akan baik. Jika seseorang ingin menulis karya essay, maka lebih baik ia mencari bahasan dari sesuatu yang unik agar menarik minat pada calon pembaca.

Alfiah Rumaishya
Pramuda FLP angkatan 16

1 comment:

FHEA said...
This comment has been removed by the author.