Tuesday, March 19, 2013

Me vs Hypochondria

Ada yang sudah tahu apa itu Hypochondria?
Bagi yang belum tahu, Hypochondria yang berhasil kita search di wikipedia, berartikan begini:
"Hypochondriasis or hypochondria (sometimes referred to as health phobia or health anxiety) refers to excessive preoccupancy or worry about having a serious illness."
atau yang diartikan dalam Google Translator adalah seperti ini:  Hypochondriasis atau hipokondria (kadang-kadang disebut sebagai fobia kesehatan atau kecemasan kesehatan) mengacu pada preoccupancy berlebihan atau khawatir tentang memiliki penyakit serius.
Nah, apa hubungannya aku sama Hypochondria itu? 
Jadi, setelah baca bukunya Raditya Dika yang (kalo nggak salah) judulnya Babi Ngesot entah keberapa kalinya, ada kalimat-kalimat Hypochondria itu. Dan si Dika di situ ngerasa punya penyakit itu saat kecemasannya berlebihan waktu timbul bisul di ketek.
Kejadian yang nggak jauh beda terjadi sama aku, ketika mendapat kabar si Aal (my young brother) dirawat di rumah sakit hampir tengah malem. Kejadian yang super dadakan itu, nggak sengaja bikin halusinasiku jadi kelewatan. Aal dikabarin pusing sampai diinfus, dan mau nggak mau malam itu juga aku dan bokap cabut dari rumah buat nyamperin dia ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan, hypochondriaku kambuh mikirin hal-hal terburuk yang terjadi sama Aal. Apa mungkin dia sakit ini.... atau sakit ini...? Dan jeleknya lagi, yang terlintas itu penyakit yang parah-parah. Kayak meningitis yang diderita si artis Ashanty beberapa waktu lalu, atau Kanker kyk diderita si Keke dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan yang semuanya berawal dari pusing-pusing biasa tapi lama-lama malah berbahaya.
Of course, setelah mikirin kayak gitu, kusebut-sebut kalimat naudzubillah pada akhirnya. Sambil ngetuk-ngetuk kepala, karena ngerasa bodoh sampe sebegitu kalutnya.
Bersyukur jalanan amat sepi. Jadi tiba cepat di rumah sakit, dan cepat ketemu Aal yang ternyata gak separah yang kupikirkan, alhamdulillah. Dia cuma pusing berat tanpa ada penyakit-penyakit rentetannya.
Lalu, kejadian kedua baru terjadi kemarin. Saat Dede, (sahabatku) curhat via WhatsApp kalau Blackberrynya baru aja kecopetan, padahal baru dibeli sekitar 2 bulan yang lalu. Aku shocked. Secara, sebelumnya teh Risa (sahabatku yang lain) baru juga kemalingan laptop. Lalu teh Risa chatting di grup WhatsApp, dan tiba-tiba tanya Lele yang kebetulan nggak ada di situ. Nggak jelas kenapa, teh Risa di situ cemas banget, sedangkan aku nanggepinnya sepele, padahal sempat ragu juga. "Mungkin Hypochondria gue kumat lagii.. bikin capek aja."
Kenyataan yang berbalik esok harinya, Lele bernasib sama dengan Dede. Androidnya baru hilang kemarin. Shockednya jadi double. Satu sisi ngerasa sebel karena mengabaikan si Hypo, sisi yang lain ngerasa waswas sama kejadian kehilangan yang berturut-turut ini.
Semoga setelah ini nggak ada kejadian aneh-aneh lagi deh, jadi hypochondrian itu capek banget lho. ckck

No comments: