Monday, April 29, 2013

A Girl, A Lady, A Woman, with A Love...

"Cinta murni itu bullshit. Terutama untuk zaman sekarang ini. Mungkin pemilik cinta sejati pada zaman ini terakhir jatuh pada pasangan Habibi-Ainun. Selebihnya buang deh, kepercayaanmu tentang cinta itu pada orang yang kamu cintai."

Kalau kamu yang membaca paragraf pembuka ini mengira bahwa kalimat itu berasal dari bibir remaja yang habis putus cinta, kamu salah total! Karena kenyataannya, kalimat itu berasal dari bibir seorang wanita yang berusia lebih dari 40 tahun, yang ia lontarkan pada sekumpulan remaja yang masih di bawah 20-an. Remaja perempuan yang masih ingin mencicipi banyaknya rasa dari masa-masa kasmarannya, dan terlalu dini untuk dipaksa menelan rasa yang pahit itu. Para kelompok remaja itu mendadak mendiskusikan kalimat menyeramkan itu di balik si perempuan tadi. Sisi psikologisnya mulai ketakutan. Takut sakit hati, takut memiliki kegelapan dalam masa depan, dan yang lebih parahnya lagi, takut untuk menjadi dewasa. Seolah-olah, mereka menginginkan Allah mengabulkan doa mereka agar waktu berjalan jauh lebih lambat dari semestinya. Agar mereka tak cepat dewasa, agar masalah tak jauh bertambah rumit sesuai usianya....

Sementara itu, mungkin harapan yang sama diucapkan dari bibir perempuan pencerita tadi. Ia ingin kembali menikmati masa-masa remajanya dengan penuh warna merah muda dari berbagai sisi. Sehingga, ia tak ingin tahu bahwa warna merah mudanya telah bertrasisi menjadi kegelapan saat di usianya ini. Kalau saat itu terkabuli, mungkin ia ingin memperbaiki segalanya, sehingga warna merah muda itu lebih cerah dan cantik dipandang seperti yang lainnya...

Menurutku, perempuan memiliki 3 Fase dalam jatuh cinta dan hal memilih cinta. Ketika ia sebagai girl, lady, dan woman. Seorang girl adalah masa-masa menikmati kasmarannya, menerima cinta, mempercayai cinta pada pandangan pertama, mengagumi seseorang hanya dengan alasan sederhana, mengedepankan perasaan dan menolak sugesti siapapun yang menentang dengan perasaannya. Ia hanya tau ia akan bahagia, sebahagianya dongeng cinderella yang selalu diwarnai dengan rasa cinta ketika bertemu dengan pangerannya...
Sementara untuk seorang lady, masa-masa menyeimbangi antara logika dan perasaannya. Mulai untuk menyeleksi untuk memilih satu untuk menjadi sahabat sekaligus imam di masa depannya. Tentu akal sehat serta sisi kedewasaannya sangat berperan di sini. Berharap dongeng cinderella benar-benar nyata sehingga berpihak padanya.
Lalu tentang woman, saat itu adalah saat penuaian. Beberapa orang yang kutemui dan sudah memasuki kriteria woman, memiliki banyak cerita. Masing-masing dari mereka ada yang mengutuk dirinya atas nama cinta, sehingga terkesan hatinya sudah tertutup untuk merasakan cinta dan dicintai. Woman jenis inilah yang menakutkan untuk seumuranku. Terkadang mereka menyiratkan identifikasi dirinya lewat novel-novel rekomendasi dari mereka yang terlihat 'sesuai' dengan pola pikir mereka.
Terkesan menakutkan, bukan?

1 comment:

Naranti said...

Gak usah takut jeung...
Selama kita selalu memandang positip segala sesuatu yg datang dalam hidup kita,Tuhan akan memudahkan dan mengekalkan...termasuk persoalan cinta.