Thursday, May 16, 2013

Dramatical Love

Terkadang, manusia merasakan saat-saat jenuh yang membuat isi kepalanya mendadak punya ide untuk selingkuh. Seperti saat-saat ini. Aku sedang memanfaatkan waktu 'selingkuh' biar fresh. Ngejadiin drama-drama korea buat pelarian dari banyaknya tugas yang bejibun. Nggak tahu kenapa rasanya lumayan puas ngelewatin satu persatu episodenya dengan cara nyuri-nyuri waktu. Mungkin ini kali ya perasaan para player yang lagi ngumpet-ngumpet nyari pelarian dari pasangannya? :P
Anyway, pasti pembaca tulisan ini, -dan yang akrab sama aku- bilang: "Nih anak dikit-dikit drama. Koreaaaa mulu." hehehe. Trust me, aku juga ngerasain hal serupa. Korea lagi, korea lagi. Tapi saat ini aku ngerasain benar-benar terhibur sama drama yang ini. Judulnya My Princess, mungkin reviewnya bakalan aku tulis di lain waktu.
Dari film ini, aku jadi punya kesimpulan baru. Of course, nggak jauh-jauh dari seputar percintaan. Kadang-kadang, dari beberapa drama yang kutonton, aku jadi mikir. Kebanyakan penonton pasti menempatkan dirinya seolah-olah peran utama di film tersebut. Biar bisa ngerasain ending yang manis atau yang sad sekalipun, bisa berdua dengan pangeran atau permaisuri yang good looking, dan berpikir seolah-olah kita akan mendapatkan solusi yang melegakan dari sebuah puncaknya konflik. Kalau yang begini, aku teringat drama Dream High, ketika Hye Mi berpikir bahwa dialah satu-satunya orang yang seperti peran utama dalam komik kesukaannya, padahal justru sebaliknya. Ia malah terlihat sebagai seseorang yang antagonis di kehidupan nyatanya. Dia cuma nggak sadar.
Sama seperti kita. Kadang ketika kita berpikir kalau kita peran utama, secara nggak sadar sebenarnya kita adalah peran antagonis yang kehadirannya nggak diharapkan para penonton. Mungkin karena sifat kita bermiripan dengan peran ketiga. Bisa jadi...
 Masih soal peran, aku juga punya pandangan baru tentang tokoh sampingan. Ketika di film My Princess, cinta pertama princess adalah profesornya dan bukan peran utama, melainkan guru istananya yang baru dikenalnya tanpa sengaja, dan aku menemukan kesimpulan baru. Bisa jadi orang yang kita sukai selama ini bukanlah peran utama di life story kita masing-masing. Kita mungkin bisa berpikir akan merasakan happy ending ketika bisa bersama dengan orang yang kita sukai, meskipun dia bukan peran utamanya. Namun tentu saja penonton akan kecewa, bukan? Karena itu bukan bagian dari cerita yang diinginkan.
Seperti di salah satu adegan drama Princess Hours, ketika Min Hyorin (peran ketiga perempuan) berkata pada Shin Chae kyoung si princess. "Aku merasa menjadi Cinderella ketika bisa mencintai dan dicintai pangeran Shin. Namun kenyataannya ternyata berubah. Semua orang tahu bahwa Cinderella adalah peran utama ketika bisa menikah dengan pangeran, padahal sebelumnya pangeran memiliki cinta pertamanya yang harus dikorbankan demi princess."
Kehadiran Chae Kyoung mungkin salah ketika ia menyelinap di antara hubungan pangeran Shin dan Hyorin. Namun bagaimanapun, ia adalah peran utama. Ia berhak mendapat cerita yang utuh dibanding peran ketiga.
Aku teringat drama fantasi yang sempat membuatku ingin punya kejadian yang sama sepertinya. 49days. Tentang persinggahan ruh di tubuh orang lain. Seperti Ji Hyun yang ruhnya diberi kesempatan untuk merasuki tubuh Yi Kyung sebelum ia meninggal. Saat itu ia harus memerankan dirinya sebagai Yi Kyung tanpa menjelaskan bahwa tentang identitas sebenarnya pada orang lain. Dari situ ia bisa menemukan sendiri, siapa orang terdekat kepercayaannya yang sebenarnya penghianat, dan siapa orang sebenarnya memiliki hati yang baik kepadanya. Ia tidak bisa menemui hal-hal serupa jika ia tetap menjadi Ji Hyun yang tak tahu apa-apa.
Setiap kali aku nonton drama yang di dalamnya bercerita tentang lupa ingatan selepas kecelakaan, aku jadi berpikir, bagaimana caranya bisa amnesia seperti mereka? Hohoho, absurd ya?
Tapi seriously, kadang-kadang ada aja pikiran lewat buat gimana caranya lupa ingatan. Nggak mungkin jedot-jedotin kepala, karena yang ada cuma bikin benjol -_-. Kalau ada unsur kecelakaan, ngeri, bukan ingatan doang yang ilang, tapi nyawa juga. Serem kan? Kadang dalam hidup, ada yang pengen banget dilupain. Pengen banget ada orang yang nggak diinget dan nggak dikenal lagi. Pengen banget ngulang semuanya dari awal. Pengen banget semuanya jadi mudah segampang mencet tombol backspace di laptop. Tapi kenyataannya impossible kan? :")
Sampai suatu hari nanti, mungkin ada keajaiban di dunia kenyataan yang lebih indah tanpa harus mengimajinasikan drama...

2 comments:

Anonymous said...

Sayang, hidup tak seindah ending drama korea. hehehe. (^.^)V

Anonymous said...

Sayang, hidup tak seindah ending drama korea, hehehe ^.^V