Wednesday, February 19, 2014

Love Puzzle: Tentang Identitas dan Kepingan Cerita Dua Raja.





Sinopsis:
Rasi memberi senyuman, tetapi cowok itu malah tidak mengacuhkannya.
“Raja?” sapa Rasi.
“Sori?” Kening cowok itu berkerut.
“Kamu Raja, kan?” tanya Rasi lagi.
“Hmm, nggak usah sok kenal, deh,” balas Raja dingin.
Rasi melengkungkan bibirnya, cowok keren memang sering kena amnesia! “Enggak usah nyebelin gitu, deh. Kamu kan yang nanya-nanya soal fotografi di atap BIM kemarin? Kalau aku salah orang, biasa aja, deh.”
Raja merespons perkataannya dengan wajah kaget. Namun sedetik kemudian, ekspresi Raja kembali sinis. “Dengar ya, aku nggak kenal kamu!” geram Raja penuh penekanan.
***
Sejak ketemu cowok itu, Rasi merasa level hatinya naik-turun seperti roller coaster: kadang berbunga, kadang kesal setengah mati. Sama seperti sikap Raja yang jago sulap: kadang baik, kadang nyebelin. Ada ya orang yang seperti itu? Rasi hanya belum tahu kalau di balik semua kejadian ada misteri tersimpan. Dan takdir menuntun Rasi masuk ke labirin yang entah ke mana berujung…

Review:
Pernah bertemu dengan satu orang yang berhasil menimbulkan banyak tanya? Kalau pernah, sama dengan Rasi –tokoh utama perempuan- yang ada di novel ini.
Rasi bertemu dengan Raja di atas BIM saat ia tengah asyik hunting foto buat ekskul madingnya. Raja dengan kepribadiannya yang hangat, membuat Rasi betah bersamanya. Ditambah dengan kemahiran Raja dalam bidang sulap menyulap, membuat Rasi menambah poin plus pada lelaki itu. Ia merasa terkagum-kagum.
Berada di dekat lelaki itu membuat Rasi ingin sering-sering melakukannya, makanya Rasi kembali senang begitu menemukan Raja lagi di lapangan basket sekolahnya. Sayang, Raja di situ berubah. Sama sekali berbeda dengan Raja yang ia kenal di atap BIM tempo hari. Sikap Raja di sini sangat dingin dan terkesan temperamental.
Lalu Rasi bertemu Ayara, gadis seumurannya yang memiliki wajah seperti boneka. Ayara yang selalu sendiri dan selalu bersikap tertutup, membangkitkan rasa tulus sepenuh hati Rasi untuk menjalin pertemanan dengannya. Dan usaha Rasi untuk mendapatkan hati Ayara akhirnya berhasil, gadis itu mulai percaya untuk berteman dengan Rasi.
***
Ini cerita tentang anak kembar, yang keduanya bernama Raja; Raja Iskandar Agusta dan Raja Alexander Agusta. Kedua Raja yang tanpa sengaja memasuki Rasi ke dalam ruang lingkup labirinnya. Yang tentu saja membuat gadis itu bertanya-tanya.
Cerita ini menarik dan nggak basi. Dari awal penulis menceritakan keterkaitan Rasi pada sosok kembar identik itu. Rasi yang jatuh cinta pada sosok Alex saat ia masih kecil, ditakdirkan untuk bertemu kembali untuk menemukan kepingan puzzle dari cerita mereka yang berantakan.
Lalu, muncul sosok Ayara. Sahabat baru Rasi yang tanpa diduga bisa menjawab satu persatu rasa penasarannya. Karakter Ayara yang sangat tertutup, manja, dan cenderung childish di sini dideskripsikan cukup kuat, sama seperti karakter tokoh-tokoh yang lain (Rasi yang ceria, Alex yang temperamental –berbeda jauh dengan Raja Iskandar yang lebih bijak dan dewasa) –dan inilah kelebihan novel ini. Ayara yang sangat mencintai Iskandar dan tidak pernah bisa melepaskan sosok itu dari hatinya. Sampai-sampai ia sendiri tidak merelakan Iskandar pergi dengan cara menganggap Alex sebagai Iskandar.
Konflik yang padat ini sudah cukup oke. Pembaca dibuat jeli untuk merunutkan kisah kedua Raja, yang tiap halamannya dibuat penuh misteri. Hanya saja, penulis masih kelihatan tergesa-gesa untuk menyampaikan informasi. Sehingga ada di dalam suatu paragraf, penulis terlihat keteteran untuk menggunakan nama Raja atau Alex (yang ini saya lupa ada di halaman berapa). :D Dan penulis juga terlihat kurang ‘ngeh’ dalam mengedit, karena ada beberapa informasi yang diulang-ulang penyampaiannya, padahal itu tidak perlu (seperti alasan kenapa si mayat tidak diotopsi) dll. Semoga hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi di karya selanjutnya, karena hal-hal yang saya sebutkan tadi kurang membangkitkan rasa dramatisir pembaca. ^^
Poin plus (lagi) buat novel ini adalah; amanat! Yup, amanatnya nyampe ke pembaca. Dan yang saya suka dari amanat di sini adalah; siapa pun kita, nggak layak untuk membandingkan satu orang ke orang yang lain, sekalipun mereka kembar. Mereka punya kelebihan masing-masing, sama dengan mereka punya kekurangan masing-masing. Jadi, buat mata kita yang jeli dalam membandingkan kelebihan orang yang satu dengan kekurangan orang yang lain, coba baca dulu novel ini deh. Semoga dapat pencerahan. :p
At last, aku suka kalimat penghujung di novel ini:
“Untuk semua anak kembar, bersinarlah dengan warna kalian masing-masing.”
Sekian review saya, semoga bisa menang! Aamiin ^^
-AF:)

Review ini disertakan sebagai lomba, dan didukung oleh:
dan...
www.noura.mizan.com

Tonton juga booktrailernya di sini:

2 comments:

Haya Nufus said...

Seru nih reviewnya. Jadi pingin baca novel yang kayaknya bisa bkin pensaran dari awalnya?.

Sukses ya Fhea.

Anonymous said...

Terima kasih reviewnya, Asmira ^_^
Saran dan kritiknya saya catat baik-baik :D