Tiga puluh
hari dari hari ini tandanya akan terjadi sampai 11 Maret 2017, dan untuk
berbicara soal goals, mungkin aku lebih prefer kalau yang
diomongin adalah plans atau dreams. Abis gimana, ya, aku mungkin
kadang lebih suka membayangi proses, menentukan step by step-nya,
dibanding keukeuh sama goals-nya. Bukan berarti goals-nya nggak
ada. Tetap ada. Tapi nggak terlalu menaruh ekspektasi berlebih sehingga menekan
diri mati-matian buat mencapai titik tersebut tanpa menikmati proses. Begitu nggak
kesampaian sesuai ekspektasi, kecewa, lalu ngerasa down banget lantaran
nggak begitu menikmati proses, nggak dapat hasil yang memuaskan. *pernah
ngerasain soalnya, dulu. Dan setelah itu agak mengendurkan prinsip untuk jadi
lebih fleksibel.* yang mudah-mudahan, ini lebih worth it.
Pertama-tama,
plans yang paling pasti adalah seminggu ke depan: wisuda, di tanggal 18
Februari. Rasanya, ah… akhirnya! Di masa-masa skripsi, membayangkan pakai toga
rasanya sesuatu yang kayaknya jauuuuh banget, soalnya tiap kali ngeliat draft
skripsi, entah berapa kali kepikiran buat menyerah. Jatuh-bangun dunia
skripsi ini termasuk yang membuat aku berpikir dengan pola prinsip di paragraf
pertama tadi. Goals-nya cuma bisa sidang dan lulus, cukup. Nggak kepikiran
nilai skripsi harus berapa, efek dari skripsi jadi apa, hhh boro-boro itu mah. Begitu
nilai skripsi udah keluar, rasanya kayak dapat bonus yang patut disyukuri
banget, apalagi wisudanya bareng banyak teman yang solid-solid. Alhamdulillah
ya… sesuatu.
Ngomong-ngomong,
wisuda nanti aku memutuskan buat nggak pakai kebaya. Entahlah, mungkin karena
rasanya belum bisa akrab dengan sesuatu yang bernama songket. Kemarin pas
kondangan, udah nyoba sih. Tapi belum pede aja gitu kalau nanti dipakai pas
wisuda juga. Nanti aja kali, ya, pas lamaran. *uhuk*
Plans kedua, sejak awal Februari kemarin, aku resmi
jadi volunteer di komunitas Serambi Inspirasi dan jam mainnya di tiap hari
Sabtu pagi, di SD Dinamika Bantar Gebang Bekasi, sampai siang. Sabtu lalu, aku
udah ke sana buat pertama kalinya dan langsung terkesan karena menyenangkan! Kalau
di KI, aku ngerasa paling bungsu karena mainnya sama senior-senior, kalau di
SI, rata-rata seumuran. Atau paling nggak beda 1-3 tahun di atas atau di bawah.
Hari ini harusnya aku ke sana, tapi karena satu dan lain hal, terus juga
sepanjang pagi ini Bekasi hujan deras terus, nggak bisa datang. Terus sekarang
malah envy begitu ngelihat share-an foto-foto kegiatan hari ini.
Menyenangkannya
karena… mungkin aku termasuk orang yang punya bakat main-main, ketawa-ketiwi,
dibanding ngajar. Entahlah, padahal mungkin nggak ada bedanya karena toh yang
disampaikan mata pelajaran juga. Tapi kalau guru mungkin lebih sesuai silabus,
sementara kalau jadi volunteer, diaplikasikan ke hal-hal yang lebih playful,
interesting, sambil nyanyi-nyanyi, ice breaking, terus volunteer
satu kelas bisa enam orang lebih. Jadi beneran kerasa mainnya.
Fyi, yang namanya di Bantar Gebang itu literally
di yayasan yang dekaaaaat banget sama pembuangan sampah. Nah, yang namanya
pembuangan sampah itu bukan cuma kayak ladang terus ada sampah. Tapi udah jadi
gunungan luas. Ibarat kalau kita nyewa penginapan di puncak lalu begitu buka
jendela yang kelihatan gunung-gunung hijau, kalau di yayasan itu ya kelihatan
gunung juga. Tapi gunung itu khusus sampah. Dan itu luas serta tingginya kayak
gunung di puncak mungkin ya.
Plans ketiga adalah nge-draft lagi. Di zaman
skripsi, udah gatel banget mau nge-draft, di samping waktu itu juga
kayak lagi dapat inspirasi dari seseorang buat menceritakan hidupnya. Agak deg-degan
sih ini, karena berkaitan dengan cerita orang lain, bukan kisah sendiri. Tapi mungkin
anggap aja sebagai sesuatu yang menantang kali ya….
Plans keempat, mungkin yang ini lebih disebut
sebagai dreams. Jadi, setelah kuliah ini pasti banyak banget pertanyaan
mau-lanjut-di-mana sementara aku banyak banget maunya. Lanjut kuliah, ayok—padahal
pas zaman skripsi, kalau disodorin ini rasanya empet banget. Karena ngebayanginnya
ketemu kampus lagi, kampus lagi. Yang satu belum kelar, malah disuruh lanjut—terjun
berprofesi juga, ayok. Tapi yang paling dominan di kepala sih kepenginnya aku
udah berprofesi di suatu tempat nanti dengan profesi yang aku suka. Sebulan dari
sekarang juga mungkin termasuk cepat kali ya, tapi nggak ada salahnya berdoa
banyak-banyak.
Untuk sebulan
ini, kemungkinan itu dulu yang tebersit. Padahal kalau diperpanjang sampai
April, plan lanjutannya adalah; datang ke kondangan. Alamat tiap weekend
kayaknya undangan pernikahan numpuk di situ semua dari sahabat-sahabat
terdekat—yang bakal ngerasa jahat banget kalau sampai nggak datang. Jadi… dari
sekarang mulai kepikiran
dateng-pakai-baju-apa-ke-kondangan-kalau-nggak-dikasih-seragam. Girl’s
problem number one banget rasanya! -_-
-AF
Comments