Sunday, December 30, 2012

Homesick DN

Aaah gak tau kenapa aku tiba-tiba mellow begini, kangen jaman sekolah dulu, kangen DN, kangen teman-teman, kangen segala keterbatasan disana, kangen guru-guru pengajar, kangen semuanya.
Tiba-tiba aja aku kepikiran buat ngebandingin perasaanku waktu masih jadi anak DN, sama perasaanku setelah menyandingkan gelar alumni. Beberapa pandangan teman-temanku yang kebanyakan negatif tentang DN dan membandingkannya dengan pesantren lain. Padahal tanpa mereka menuturkan semuanyapun aku udah tau luar dalamnya bagaimana, dan tentu saja para alumni lebih tau apapun daripada yang mereka tahu.
"Al, uang SPP lo di DN berapa?"
"Hmm, kemaren sih sekitar 800/bln"
"Mahal banget! Pondok gue tuh ya...... bla..bla...bla."
"What the...., yang nyekolahin gue disana bukan bokap lo kan? Semua administrasi disana bukan bokap lo yang nanggung kan? Yang nyuruh gue sekolah disana bukan elo kan? Gue gak nyangka kalo lo juga punya hak buat berpartisipasi dalam ngebandingin dengan segala keterbatasan pengetahuan lo."
 
Sekolah di DN emang mahal. Of course, i knew it well! Jauh sebelum aku masuk juga menyadarinya, kalau nominal segitu untuk masuk sekolah termasuk mahal. Dari segi kurikulum dan hasil pembelajaran? Kalau dibandingin sama G****r yang pondok modern pasti kita kalah. Kegiatan? Lagi-lagi kalau dibandingin sama G****r juga kalah. Ilmu kepesantrenan? Ya pasti pondok salafi lah pemenangnya. Lalu kenapa aku bertahan dengan serba 'kekalahan' selama enam tahun disana?
Seseorang bertahan pasti memiliki alasan yang kuat. Alasanku sendiri; karena orang tua, karena teman, karena diri sendiri. Orang tua juga sebenarnya hanya menghimbau agar aku mengikuti permintaannya untuk tetap disana, teman-teman sebagai sarana pendukung, dan semua keputusan kembali padaku, aku yang berhak memilih.
Dan pastinya senang ketika keputusan yang dipilih itu memuaskan pada akhirnya. Segudang pengalaman yang bertabur citarasa pun kurasakan disana. Aku memang nggak begitu ngerasain bagaimana begitu pahitnya jadi santri layaknya santri-santri di pondok lain yang posisinya di pelosok kota sampai ke desa. Tapi aku berhak bangga, karena semua pengalaman pahitnya santri nggak harus sama dengan 'mereka'.
Masa-masa labil SMP kulalui semua dengan waktu yang pas. Saat-saat puber, saat-saat penasaran untuk nakal dan merasakan berbagai hukuman, saat-saat jahil, saat-saat alay, sampai saat-saat mencoba mencari jalan keluar dengan pikiran dewasa.
Unforgettable moment, Masa SMP-ku yang harus berdiri serentak satu angkatan di depan pembina upacara saat upacara bendera setiap sabtu pagi, karena salah satu dari kami ada yang dicurigai bercanda kelewatan ketika upacara berlangsung. Tapi anehnya, saat panas terik yang nggak bersahabat sama sekali itu nggak menghalangi kami untuk tetap ketawa karena kebodohan kami. Aku juga ketawa, merasa angkatanku bandel banget, padahal angkatan lain nggak begitu absurd begini. Ho ho ho
Ada lagi, kami harus manjat pager dapur yang tingginya bisa 3x lipat dari ukuran badan dengan berkostum gamis! Itu semua karena kami semua nggak sabar mau makan siang setelah EHB, begitu melihat pintu pagar terbuka kami langsung masuk dan meraung minta makanan. Petugas bukannya mengasih kami makan, malah mengunci dari luar. Terpaksa deh manjat, Wonderwoman bergamispun beraksi....
Masa-masa SMP, dengan posisi sekolah yang di selatan Jakarta pasti nggak begitu ketinggalan aksi gaul dari luar sana. Di saat itu, half of us kebanyakan melewati masa alay. Yang nulis pake 4n9k4 (angka), bEsAr kEcIL BesAr KecIl (besar kecil besar kecil), sama nulis CeLLallUh ChaIIanx BeUdh (Selalu sayang banget). Alhamdulillah, perkembangan alay kami kebanyakan berkurang semenjak masuk SMA karena memilih netral, di saat-saat santri sekolah lain baru meng-alay ketika akhir SMA sampai ke PT. Fyuuuuh~
teman-teman bonamancungku :')
Masa-masa SMA lebih absurd. Ketemu geng yang namanya 'bonamancung' yang isinya nggak lain dari anak kamar sendiri, karena mayoritas suka sama lagu bonamana yang baru-baru banget keluar dari Bband SuJu. Bikin video kecil-kecilan, dari video teman ngigau saat tidur sampai bikin dubbing project untuk pensi terakhir kelas 3 SMA. Sekamar dengan anggota OSIS Pers dan Jurnalistik yang membuatku betah diskusi dengan mereka. Kebanyakan tentang ngebandingin film dan saling merekomendasi film bagus. Satu harapan kami disitu yang ingin sekali Allah kabulkan suatu hari; pertemukan kami lagi nanti dalam satu kru perfilman dengan berbagai divisi. AMIN!
Anggota Bonamancung berubah jadi geng kere ketika makanan di dapur itu TBT, makanan yang nggak begitu kita sukai. Kita nggak punya pilihan buat makan apapun karena uang menipis. Satu-satu hal untuk menutupinya adalah, buka majalah resep makanan dan bergaya ala Upin Ipin saat melihat ayam goreng. "ei-wi-ay-em".
At least, sebenarnya banyak hal yang mau aku utarain, terutama pengalaman-pengalamanku jadi anak DN yang nggak seburuk para santri lain bicarain. Tapi semakin aku pengen utarain semuanya, semakin melankolis jiwaku terarah. Pengen balik ke semua waktu itu meskipun saat-saat itu aku ngerasa tersiksa kalau ketemu guru pengasuhan yang cara ngomongnya pengen aku jadiin samsak hidup-hidup. Mungkin next time aku mau ceritain secara rinci...

Saturday, December 29, 2012

After A Long Time Has Passed

Singer: Baek Ji Young
OST ROOFTOP PRINCE

마주보며 나누던 얘기들 우리둘만 알았던 얘기들
The story that we can share, the story that only  two of us knew
지울수없나봐 버릴순없나봐 잊지못하나봐
I cannot erase it, i cannot abandon it, i cannot forget it
오랜만에 둘러본 거리들
Looking around the street after a long time
이길을 지날때면 좋아했던 기억이 
When i pass by the street, the fond memories 
자꾸 떠올라서 발길을 멈춘다
I keep recalled and i stop my footsteps

한참 지나서 나 지금여기 왔어
After a long time, i come here now
그때가 그리워서 모른체 살아도 생각나더라
I miss that time, i recall even when i want to live trying to indifferent 
그런 너라서 자꾸눈에 밟혀서
Because such a you always stand in my eyes 
함께 보낸 시간들 추억들도 별처럼 쏟아지는데 넌 어떠니
The memories that we spent together rain down like stars, how are you
행복해만 보이는 사람들
People looks happy
나만 혼자 외로이 남은 것만같아서
Just like leaving me to be alone
아닌 척해봐도 니생각이난다
I try to be indifferent, but i think about you

한참지나서 나 지금여기 왔어
After a long time, i come here now
그때가 그리워서 모른체 살아도 생각나더라
I miss that time, i recall even when i want to live trying to indifferent
그런 너라서 자꾸눈에 밟혀서
Because such a you always stand in my eyes 
함께 보낸 시간들 추억들도 별처럼 쏟아지는데 눈물이나
The memories that we spent together rain down like stars, and even tears
여기서널 기다리면 볼수있을까
Can i see you if a wait here?
그땐말해줄수있을까 이런내 마음을
Can i tell you my heart then?
보고싶어서 더보고싶어져서
I miss you, i miss you even more
그런 나라서 난 너밖에 몰라서
Because i am like this, i only know about you
너없이살다보니 모든게 후회로 가득하더라
The life without you, everything is filled with regrets
니가없어서 허전한게 더 많아서
Because you are not here, i feel even more empty numerous time
오늘도 발걸음은 이자리가 그리워 가지못하고 불러본다
Today, my steps are missing this place, i cannot move and call

Teori

Ada beberapa teori yang aku nggak ngerti dan ingin cari tahu penyebabnya.
Cerita singkatnya, berawal dari aku mengenal beberapa teman laki-laki yang (sebenarnya)  punya solidaritas yang tinggi, tapi ternyata punya pola pikir yang rada strange.
Sebut aja namanya Ricardo, dia temanku dari semester satu perkuliahan. Suatu hari dia chat  aku via bbm. “Al, kosan lo isinya ada ceweknya nggak?”
Alisku terangkat, bingung sama pertanyaannya yang nggak jelas. Sambil nebak-nebak kemana arah pertanyaannya, aku membalas, “Yaiyalah, nih kosan kan isinya cewek semua!”
Ricardo membalas, “Bagi dong”
“Hah? Bagi apaan??”
“Bagi cewek satu gitu ke gue..”
Aku mengangkat alis sambil berkacak pinggang. Napasku memburu, mataku melotot, dan tiba-tiba keluar tanduk dari kepala. Oh oke, kalo yang itu boong. Tapi serius, aku kesal sama statement-nya Ricardo barusan. Jadi saat itu aku balas seacuh-acuhnya, “Bagi??? Lo kira kue!!”
***
Bagi yang suka aktif di twitter dan suka follow akun-akun lelucon, pasti minimal pernah deh baca kalimat-kalimat ini;
Pacaran; dating di pantai berduaan || LDR[1]; telfon-telfonan sambil melihat sunset || jomblo; ngambang tengah laut.
Dan parahnya kalimat itu nggak sedikit, makin kesini makin banyak yang menjatuhkan harga diri para jomblo. Jadi kesimpulannya, hari gini kalau nggak punya pacar ‘apa kata dunia?’. Kasian emang, buat para jomblo-ers yang dianggap kayak gitu. Rasanya saat itu aku prihatin nanggepinnya. Jadi setiap kali ketemu sama orang yang ngeluh kalau dia jomblo, yang ada di pikiran aku itu; mau dengerin curhat dan keluh kesahnya, nempatin diri di posisinya, baru deh ngajak teman-teman arak dia rame-rame sampe tenggelam di tengah laut. Beres! Teori jomblonya sukses!
Oke oke, buat para jomblo yang baca tulisan ini, jangan merengut, ngamuk-ngamuk dan banting lemari ya. Selain sayang sama lemarinya, aku juga pernah ngedenger teori baru. Kalau nggak punya pasangan itu bukan berarti jomblo! Nggak percaya? Makanya baca kelanjutannya.
Pernah dengar kata single? Iya single. Aku setuju sama pendapat yang bilang kalau single itu beda sama jomblo. Kenapa? Karena jomblo itu nasib sementara single itu prinsip. Orang yang memilih untuk single biasanya ada pertimbangan kenapa dia belum memilih pasangan. Entah mungkin karena dia mau ngejar karier, atau selektif buat nyocokin sama hati, atau memang dia terlanjur nyaman dengan statusnya yang single.
Sementara jomblo? Kenapa jomblo terkesan mengenaskan?
Kemungkinannya karena jomblo itu nama fiqh-nya adalah faqir asmara. Beda tipis sama faqir miskin yang suka mengadahkan tangan di jalan-jalan demi mendapatkan uang, sementara jomblo mengadahkan tangan di mall-mall atau tempat-tempat belanja yang didominasi pengunjungnya adalah perempuan, sambil mengadahkan tangannya dan bilang “Mbak, cintanya mbak….” Dengan wajah lusuh dan berusaha menahan air mata biar nggak ketahuan kalau ternyata air mata para jomblo-ers itu kayak air matanya Nobita. Jadi hancur kan image-nya?
Jadi sebenarnya, solusinya itu di depan mata. Ganti aja statusnya! Dari jomblo ke single. Beres kan? Meskipun sebenarnya dalam arti intinya sama aja, tapi setidaknya kedudukan single itu lebih terhormat daripada jomblo yang endingnya ngambang di tengah laut. Para single pun nggak ada perasaan berdosa seperti yang dialami para jomblo setiap kali mengingat statusnya. Bukannya yang merasa berdosa itu seharusnya orang yang pacaran tapi masing-masing mereka nggak berencana naik ke pelaminan? Kenapa ini kebalikannya?  Benar-benar aneh. *benerin kacamata* *berkacak pinggang* *kembali serius*.
Malam minggunya para single ngapain?
Helloooooo…..! Jadi single itu bukan artiannya dia benar-benar sendiri sampai nggak ada yang mau nemenin yaa. Malam minggu bakalan jadi asik kok kalau sama teman. Ngapain aja? Bisa diskusi, main catur, main monopoli, main ular tangga, main petak umpet sampai main congklak juga bisa! (itupun bagi yang congklaknya masih ada). Dari permainan-permainan yang disebutin tadi, tanpa kita sadar mungkin bisa buat ngasah skill kita di usia dewasa lhooo!. Soalnya, sadar kan, sekarang-sekarang ini udah jarang banget orang remaja sampai ke dewasa main petak umpet begitu? Siapa tahu di usia begini kita sadar kalau ternyata bakat main petak umpet pas kecil kita berkembang. Terus menang kompetensi petak umpet se-nasional…. Terus dapat award…. Terus…
Oke itu urusan lain.
Jadi intinya sih singkat aja. Nggak perlu minder kalau belum ditakdirin ketemu sama pasangan. Karena yang hanya perlu kita pastikan adalah, Allah selalu tepat pada janji-Nya. Ia sudah memilih pasangan setiap manusia dengan seadil-adilnya. Daripada kita harus nyatain cinta sana-sini dengan bahasa yang kelewat gombal tapi ditolak terus-terusan, terus sakit hati, merasa minder, sampai akhirnya trauma buat jatuh cinta (yang mana sebenarnya nggak beneran jatuh cinta, cuma buat nutupin nasibnya yang jomblo), lebih baik fokus untuk memikirkan hal-hal yang positif tapi di samping itu juga nggak lupa dengan terus berdoa dan berusaha agar mudah dipertemukan dengan yang terbaik.
Simple? Sebenarnya begitu! Tapi seringkali teori itu lebih mudah dihafal, diucapkan dibanding diterapkan. Kerapkali banyak konflik yang bikin kita menyerah. Jadi menurutku alasan untuk bertahannya adalah percaya! Percaya bahwa Allah akan mengabulkan doa kita cepat atau lambat. Jadi, bagi siapapun yang pernah bermimpi akan bertemu dengan pasangannya di sebuah perpustakaan akibat tabrakan dan buku kamu jatuh lalu dia bantu merapihkan, kemudian di episode puluhan kalian akhirnya jadian setelah sempat cekcok dengan keluarga pasangan,  karena ternyata keluarga dia adalah keturunan elang raksasa sementara keluargamu adalah titisan naga terbang yang ingin bertempur sebelum terjadi pernikahan. Maka bersiap-siaplah untuk menjadi kenyataan! Dan kalau seandainya itu benar terjadi, jangan lupa sebelum tempur baca doa dan bawa handy cam untuk merekam semuanya agar keturunan kamu terpesona melihatnya. Keren kan?
Salam kemerdekaan!
Pesan Moral; Yang sudah membaca tulisan ini dan setuju, bergegaslah mengambil diary atau note anda. Pastikan status jomblo anda masih bertahan atau sudah berubah pikiran. Kalau sudah memutuskan, maka letakkan tulisan itu baik-baik. Jangan sampai tercecer lalu dibaca teman-teman anda yang super sekali bibirnya. Hal ini berbahaya karena mengundang daya pikir anda untuk kembali menyelam dan mengambang di tengah laut.


[1] Long Distance Relationship (Hubungan Jarak Jauh)

Friday, December 28, 2012

Telat Posting, Telat Cerita...

Ini juga salah satu pengalamanku dari kegiatan FLP Jakarta yang aku ikuti.
Jadi ceritanya, setelah ikut pelatihan selama 6 bulan tentang kepenulisan dari berbagai mentor dan tentang macam-macam bentuk tulisan, akhirnya aku dan teman-teman angkatan 16 FLP Jakarta diinaugurasi di Banten bersama Gol A Gong (Penulis Balada si Roy).
Sebenarnya kejadian ini udah lama banget, saat bulan puasa tahun 2012 tepatnya tanggal 28 Juli 2012 di kediaman Mas Gong di Banten sekaligus berkunjung ke rumah dunia. Aku dan sebagian kakak-kakak seangkatan yang memulai destinasinya dari rumahnya Kang Tep, naik mobil pribadi Mbak Dina, sementara kakak-kakak yang mulainya dari 2 tempat start yang lain pergi kesana naik bis. Hehehe
Abis sesi minta tanda tangan, foto bareng Mas Gong
Sekitar dzuhur untuk sampai sana, kegiatan dimulai dari berkumpul anak-anak seangkatan bersama pengurus-pengurus FLP untuk saling sharing tentang yang terjadi selama pelatihan. Lalu setelah dzuhur kita berkumpul lagi dengan Mas Gong. Mas Gong menyampaikan banyak hal tentang pengalamannya, juga tentang perjalanan tulisannya. Para audience diminta untuk menuliskan salah satu destinasi keinginannya beserta sub judul yang diinginkannya di sebuah kertas kosong. Setelah itu ada sesi meminta tanda tangan dan foto bareng bersama Mas Gong.
Berpose di depan dinding yang penuh sama gambar anak-anak
Ah iya lupa, aku juga mau cerita tentang Rumah Dunia. Rumah Dunia itu semacam rumah membacanya Mas Gong. Disitu ada banyaaaak banget buku-buku termasuk buku tulisannya Mas Gong ataupun tulisan orang lain yang merupakan koleksi Mas Gong. Saat kami kesana, beberapa kali melihat anak kecil jalan-jalan. Mungkin mereka juga para pengunjung rutin Rumah Dunia, karena di salah satu tembok luar Rumah Dunia ada yang sisinya full gambar karya anak-anak yang diwarnai krayon. Aku jadi bertanya-tanya, mungkin saat kecilku dulu sering kesini betah kali ya. Secara, aku visual banget, nggak bisa ngelihat alat tulis sama kertas nganggur, pasti pengen banget buat coret-coretan. Dan aku kecil juga suka baca buku cerita. Jadi, aku ngira aku bakal cocok sama tempat ini. Well, karena masa kecilku udah kelewat jauh, jadi sekarang saatnya bermimpi untuk masa depan. Mungkin nanti aku bakalan sering ngajak anak-anakku ke tempat kayak gini. ups!
Tentang Mas Gong; beliau ramah banget, welcome, baik banget. Padahal sebenarnya beliau termasuk penulis terkenal dan tulisannya pernah membuatnya beberapa kali ke luar negri. Termasuk hal yang jarang, karena orang yang terkenal biasanya waktunya sempit, apalagi buat digunain ketemu kita yang sama sekali bukan siapa-siapanya. But over all, sosoknya yang seperti itu tentu saja bikin inspirasi tumbuh. Saluuut!
Endingnya, kegiatan ini berakhir dengan buka puasa bersama setelah sudah melewati beberapa macam sesi kegiatan kepenulisan. Setelah shalat maghrib dan penutupan, kita akhirnya say goodbye sama Mas Gong juga Rumah dunia..

Capcusss Bogooooor!

Ini cerita sekitar beberapa hari yang lalu saat aku ke Bogor...
Pertama-tama pasti ngerasa seneng banget bisa diizinin jalan jauh sendirian, hmm... sebenarnya nggak sendirian juga sih, berdua sama temen. Tapi tetep aja, jalan jauh begini buat ketemu temen-temen di Bogor sana termasuk jauh. Kita berdua naik bis, dan start di Lebak Bulus.
Sebenarnya, alasanku ikut ajakan temanku kesana sih karena bosen di rumah. Nggak ada masalah apa-apa, cuma bosen aja sama kegiatan tiap hari yang monoton. Makanya pengen jalan jauh, banyak gerak, dan suasana baru. Dan bertepatan banget temanku ngajakin kesana, dalam rangka ulang tahunnya Asti, salah satu temanku yang kuliah di Bogor.
Nyampe di sana sekitar jam 2 siang dan teman-teman lumayan banyak yang ngumpul. Asti juga lagi dikunjungin orang tuanya, jadi saat semuanya baru sampe, sebagian dari kitapun cerita-cerita tentang masa lalu kita pas masih sekolah. Banyak hal; tentang kebiasaan konyol temen kita yang masih keinget sampai sekarang, juga ceng-cengan kita dulu.
Sayangnya aku nggak bisa nginep di sana, jadi mungkin lain kali baru bisa.

Wednesday, December 26, 2012

MICKY'S DRAMA! AWESOME :3

Akhirnya kembali lagi, ngomong-ngomong ini postingan pertamaku di bulan Desember ini ya? hehehe. Maaf ya kalo aku jadi males nulis -,-
Sekarang saatnya cerita Micky. Ya, Micky. Micky siapa? Namanya Micky Yoochun. Pemain drama Korea yang akhir-akhir ini aku suka. Sebenarnya sih, dia nggak seganteng Lee Min Ho atau Kim Hyun Joong kalau lagi acting drama, tapi entah kenapa aku suka. Actingnya total, his face juga lucu, sedikit chubby tapi berlesung pipi, ganteng, bisa nyanyi, berkharisma. Pokoknya bisa bikin meleleh gitu deh... *apa coba? hahaha

1. ROOFTOP PRINCE

Ini dramanya Micky yang pertama kali aku tonton, awalnya sih emang aneh karena suara dia kedengerannya berat banget dan aku yakin itu karena tuntutan perannya yang jadi raja Joseon yang berkharisma. Tapi saat adegan dimana dia harus jadi Yong Tae Yong yang sesungguhnya dan bukan jadi Lee Gag yang ber-reinkarnasi jadi Yong Tae Yong, dia totally ekspresif, lucu, dan gantengnya pake banget. ahahaha biarin deh lebay juga, pokoknya cakep, dan dari situ aku suka dan niat buat nonton dramanya yang lain.
Ah ya, cerita singkatnya, Micky sebagai prince dari era Joseon yang tiba-tiba nyasar di kehidupan sekarang yang serba canggih untuk mencari tahu putri mahkotanya yang tiba-tiba meninggal. Dan ternyata, di jaman yang saat ini ia bertemu dengan orang-orang yang hidup di jamannya dulu, putri mahkotanya, adik iparnya, termasuk dirinya yang sedang hilang di jaman sekarang. Untuk kembali ke jaman dulu, ia perlu berperan sebaik mungkin menjadi Yong Tae Yong tapi tetap berperan sebagai pangeran Lee Gag ketika bertemu Park Ha (Han Ji Min)

2. MISS RIPLEY

Drama keduanya Micky yang aku tonton. Perannya sebagai Song Yoo Hyun, seorang laki-laki pewaris perusahaan yang lebih menyukai hal-hal yang biasa dibanding dengan kemewahan sampai Jang Mi Ri (Lee Dae Hee) mengacuhkannya karena menganggapnya miskin dan mengganggu. Song Yoo Hyun disini sangat pendiam dan termasuk penurut terhadap perempuan yang disukainya. Ia bertemu Jang Miri dan langsung menyukainya pada pandangan pertama tanpa tahu asal usulnya. Meskipun pada akhirnya ia harus kecewa ketika perasaan yang sebenarnya sama kepada Jang Miri harus menghadapi kenyataan bahwa mereka tidak boleh saling mencintai karena masa lalu Jang Miri juga ibu kandung Jang Miri yang hilang ternyata ibu tirinya saat ini.

3. SUNGKYUNKWAN SCANDAL

Cerita pada era Joseon. Micky disini sebagai Lee Seon Joon, seorang pelajar cerdas yang masuk Sungkyunkwan dan termasuk orang yang pendiam. Lee Seon Joon  memiliki pola pikir yang lurus, berbeda dengan teman sekamarnya Kim Yoon Shik (Park Min Young), seorang yang sebenarnya perempuan yang memaksakan diri untuk mengikuti ujian masuk Sungkyunkwan yang hanya berisi siswa laki-laki saja, namun ia terpaksa harus menyamar jadi laki-laki. Lee Seon Joon yang sebenarnya tidak banyak omong menjadi penolong bagi Kim Yoon Shik ketika ia ditimpa masalah. Sampai suatu saat ia tiba-tiba mengetahui bahwa Kim Yoon Shik adalah perempuan dan membuatnya lega karena akhirnya ia memiliki perasaan yang wajar, karena sebelumnya ia merasa sudah gila sudah berani mencintai lelaki yang statusnya hanya sebagai teman sekamar.


*Sebenarnya ada drama baru Micky, judulnya I Miss You. Mungkin nanti aku share lagi kesini setelah aku nonton.. oke, Bye, daaaa~

Thursday, November 15, 2012

Wasting Time with Thailand's Movie

Hello Everybody!!
Berhubung aku orangnya suka nonton film, jadi aku mau ngerekomendasiin film bagus yang bisa mood berubah saat kamu, para readers, lagi punya banyak waktu luang dan suka nonton film tapi gak tahu film  apa yang bagus untuk ditonton. Here is, aku bakal ngasih tau film-film Thailand yang aku suka di bawah ini;

1. ATM ERRAK EROR


Tentang sepasang kekasih yang bernama Jib dan Sua yang bekerja di bank yang sama. Bank tersebut memiliki peraturan untuk para pegawainya untuk tidak memiliki hubungan khusus satu-sama lain karena khawatir akan merusak kinerja dan profesionalitas para pegawainya. Jib, yang memiliki jabatan di atas Sua semakin lama semakin merasa bersalah karena tugasnya adalah memecat bawahannya yang tertangkap pacaran sesama pegawai. Sampai akhirnya sebuah kasus di bank tersebut datang, sebuah mesin ATM yang terletak dekat dari stadion mengeluarkan uang lebih, berkali-kali lipat jumlahnya. Kasus tersebut membuat atasan mereka menyuruh Jib untuk meneliti kasus ini. Sua yang penasaran akhirnya melibatkan diri untuk menyelidiki kasus ini, dan membuat Jib ingin bertaruh secara serius dengannya. Barang siapa yang berhasil menyelesaikan kasus ini, yang kalah harus secara rela memberi kertas pengunduran diri dari pekerjaannya tersebut!


2. HELLO STRANGER

Sepasang turis yang berasal dari negara yang sama, Thailand, sama-sama sedang mengunjungi Korea untuk liburan. Mereka memutuskan untuk tidak mengenal nama satu-sama lain, maka saat mereka mengenalkan namanya pada orang lain, sang perempuan menyebut asal namanya sebagai May, dan yang lelaki sebagai Dang. Sebuah kecelakaan kecil mempertemukan mereka, padahal mereka datang ke Korea dengan sarana yang berbeda. May melakukan tur sendiri sedangkan Dang menggunakan fasilitas travel dari Thailand. Pertemuan tidak sengaja mereka membuat mereka tanpa rencana menghabiskan waktu bersama di Korea lebih banyak, sampai suatu saat mereka terjebak pada perasaan masing-masing tanpa mengetahui nama satu sama lain.


3. SUCKSEED

Cerita tentang kisah cinta di dunia sekolah musik, sebuah band di sekolah tersebut yang menamakan dirinya Suckseed (pengecut) namun sebenarnya memiliki maksud sebenarnya adalah Succed (Sukses). Suckseed adalah grup band yang berisi tiga orang kawanan yang memiliki ambisius tinggi untuk memenangkan lomba band antar sekolah favorit namun sebenarnya mereka menobatkan diri mereka sebagai pengecut. Ped, seorang laki-laki yang menyukai Ern namun tidak bisa mengungkapkannya karena malu. Koong, temannya yang juga menyukai Ern dan dengan optimisnya mengungkapkannya namun ditolak Ern karena Ern menyukai Ped secara diam-diam. Koong yang saat itu optimis, merasa harga dirinya jatuh karena ditolak Ern. Ex, yang memiliki gadis yang sudah lama dikagumnya ternyata gadis itu diam-diam menyukai temannya yang sesama jenis. Tentu saja membuat Ex terpukul.
Sebuah lomba band antar sekolah membuat mereka harus membangkitkan semangat baru secara paksa demi masuk final dan bertemu band favorit mereka yang menjadi bintang di acara itu. Banyak kendala yang harus mereka alami untuk menggapai final, termasuk tanpa sadar kendala tersebut disebabkan dari mereka sendiri.

Monday, November 5, 2012

MAMACAKE (between brownies and movie)

Lagi-lagi, ini pertama kalinya aku pergi ke sebuah tempat, kali ini ke kineforum IKJ buat nonton film gratis sama sutradara dan sebagian kru-nya lagi. Mantap!!
Jadi, waktu itu aku diajakin sama Kak Diela, teman seangkatan di FLP (sekaligus senior juga sih bisa dibilang :D), dia juga merangkap sebagai salah satu penulis lagu di OST Mamacake ini, buat nonton pemutaran film Mamacake di kineforum IKJ gratis. Awalnya ajakan ka Diela kurang ditanggapi, jadi pada saat itu berhubung meeting class lagi libur, aku coba ngerespon buat ikut. Dan tentunya ngajakin yang lain juga, tapi sayangnya yang awalnya bilang bisa ikut yang terjadi adalah ngebatalin di hari H. So sad..
Jadilah hari itu, aku berdua sama Ka Diela nonton di kineforum yang tempatnya bisa dibilang bioskop mini milik IKJ.
Pamer brownies Mamacake dulu aah bareng Kak Diela ^^
Aku masuk telat, sekitar beberapa menit berlalu setelah pemutaran film. Untungnya sih nggak jauh-jauh amat karena masih ngerti alur ceritanya. Dan penilaianku untuk film ini, excelent! Serius, berasa banget nyeselnya nggak nonton di bioskop waktu hari pemutarannya masih ada. Kenapa? Karena film ini nggak cuma bisa dibilang seru, tapi amanahnya, pesan agamanya, love story-nya, ideologinya, komedinya, 'nangkep' banget buat kita yang ibaratnya masih rada kesasar sama pola pikir kita sendiri. Sedihnya lagi, waktu itu aku lebih ngeutamain film lain buat ditonton dan ternyata film itu rada mengecewakan untuk ditonton. Ya, emang penyesalan datang belakangan..
Sayangnya lagi, film ini termasuk ke deretan film yang cepat turun di bioskop karena sedikitnya penonton. Aaaargh maybe i'm be one of them. Nyesel senyesel-nyeselnya deh. Soalnya jarang banget film Indonesia yang seapik ini..
Terus, hari itu aku nonton tepat saat si om sutradaranya ulang tahun. Jadi, beliau sekalian bagi-bagi sepotong brownies buat para penonton disitu, gratis! Asliii, kali ini penilaian browniesnya juga sama-sama excelent sama kayak filmnya. Buat aku yang pecinta banget sama coklat dan brown, dan setelah nyobain beberapa brownies, ini adalah salah satu brownies yang super duper nyumi! Delicious! Dan rasanya nagiiiih... >,<
Jadi hari itu bisa dibilang hari yang beruntung, salah satu pengalaman baru, kenalan baru, pengetahuan baru karena habis pemutaran film ada diskusi langsung sama om sutradara. Jadi, kita bisa mengutarakan pendapat kita di depannya.Ah ga sabar lagi, selamat ulang tahun Om! Sukses buat next filmnya. I'll be waiting for it!
 
 
Om sutradara (baju merah) sama salah satu kru-nya waktu Open discussion.
Ka Diela, Me, Ka Anggi (Om Sutradara)

Sunday, November 4, 2012

HANG OUT, THEN SING THE SONGS. syalala~

Sebenarnya ini cerita lama, kejadiannya sekitar seminggu setelah Ied Fitri tahun ini. Tapi berhubung aku lagi pengen cerita banyak di blog ini, jadi aku rasa cerita ini harus ditulis. One of My Unforgetable Moment.
Jadi, ceritanya saat itu lagi liburan yang panjang khusus para mahasiswa. Aku dapat jatah sekitar tiga bulan untuk libur. Lama kan? hehe.. Libur satu hari tanpa kegiatan aja aku bisa bosen setengah hidup, gimana tiga bulan? Bisa uring-uringan...~
Seminggu setelah Hari raya Ied Fitri, -kalo nggak salah-, aku diajak beberapa teman-teman SMA-ku janjian di MM Bekasi. Sekedar temu sapa, bertukar kabar, kangen-kangenan. Jadi, berhubung aku lagi free saat itu eheeem, jadi nggak ada alasan buat nolak janjian itu. Karena kalau dipikir-pikir, beberapa dari mereka ada yang belum pernah kutemui sejak kelulusan SMA.
Jadilah hari itu, kita janjian di MM, ketemuan di depan J.CO, bertujuh, dengan teman-teman yang mayoritas tinggal di sekitar Bekasi. KEREEEEN
Dari kiri ke kanan; Vita,


Leader Londosh, Cixer, ME, Icha, Baby

Hayata (Rani as kameramen)




Kebanyakan dari kami, nggak sepakat untuk nonton berhubung saat itu film-nya juga yang sebagian udah ada yang nonton sebagian ada yang belum. Jadi tujuan awalpun belok ke Gokana Ramen, padahal saat itu posisiku nggak begitu lapar. Tapi ya, member yang baik menuruti apa kata leader. aseeeek. Dan dengan sangat jujur aku bilang, itu saat pertama kalinya makan Ramen, jadi mencupukan diri untuk ngambil level 2 untuk standar pedasnya. Sedihnya, nggak berasa sama sekali pedasnya, huhuuuu.
Schedule kedua, ke Inul Vista. Ini juga tempat yang pertama kali aku kunjungin. Kita yang tanpa sadar yang sama-sama penyuka Korea, mulai deh karoke pake lagu-lagu Korea. 2 jam! Capek? Bangeet! Tapi serunya POOOL. Yang lucu disitu, kita mulai dari lagu yang nadanya beat cepet banget sampe gak sadar kalo habisin sekitar empat lagu aja udah ngos-ngosan. Abis itu, mulai deh lagu-lagu komplikasi. Dari lagu barat, indo yang normal sampai yang alay, MELAYU, abis itu ada yang tahu lagu apa yang paling  freak? Jawabannya adalah lagu BELING!! (re: blink) sempet berasa ababil sih, hahaha, tapii totally fun! 
By the way, for all beloved readers, doain yaa buat kami tetap sehat, punya waktu luang buat ketemu lagi, jalan lagi, hang out lagi, window shopping lagi, karoke lagi, habis itu cerita disini lagi.. dadaaaaaaaaah~ :D



Friday, November 2, 2012

A 'GOOD' BYE

Heeeey my BROWN BLOG, i'm back!!!
Entah udah beberapa hari aku ninggalin blog keren nan kece satu-satunya ini dan sekarang dengan senangnya bisa kembali posting, kembali cerita, kembali berbagi.
Berhubung aku menghilangnya lumayan bisa dibilang lama banget, tentu saja ada banyak cerita, banyak orang yang datang masuk di kehidupan, sampai pernah mampir menyapa hati. cieeee :P
Salah satunya, dia yang sempat membuatku terbiasa menerima kabarnya setiap hari....
Nggak perlu sebut nama, karena takut dia baca tulisan ini.
Pertama-tama, pendeskripsian yang tepat untuk dia yaitu, goodlooking! Karena, kalau boleh jujur face-nya lumayan bisa ngangenin. Selanjutnya, dia baik, humoris, dan cukup friendly meskipun pemalu.
Kalau yang lain menilai aku cukup nerima dia dengan semua pendeskripsian di atas, salah besar. Karena nyatanya, aku lebih banyak tahu buruknya saat aku mengenalnya, sebelum kita menjadi dekat. Jadi, nggak menutupi kemungkinan juga kalau aku nggak bakal sakit hati, ngeredam cemburu, mendadak emosian gara-gara si dia itu. Pada saat itu pula, aku harus menegaskan pada diri sendiri sebelum semuanya terlambat; meninggalkannya dengan cara mengembalikan posisinya ke tempat semula. Hal yang mudah diucapkan, mudah dipahami tapi ternyata penerapannya sendiri suka bertentangan sama perasaan yang sekongkol sama emosi.
Jadi, saat itu mau nggak mau harus adil; membiarkan diri sendiri masih menyimpan sisa-sisa kenangan tiap kali melihatnya tapi setelah itu berjanji bahwa semuanya harus berjalan seakan-akan nggak ada yang terjadi sebelumnya.
Complicated? Yes! Tapi mungkin itu klimaks dari konflik yang harus terjadi. Atau masih ada klimaks yang lainpun aku nggak tahu.
Ada yang harus kuucapin terima kasih untuk dia yang sempat datang dan kini pergi. Cerpen yang kutulis jadi!! Dengan tokoh utama yang kubuat karakternya menyerupai dia. Sebuah keuntungan yang diambil di tengah-tengah kegalauan.
Salah satu alasanku untuk tidak mengambil kelanjutan terhadap perasaan ini adalah karena sebuah kesalahan. Aku menganggap di dekatnya hanya membuat kesalahan dan kurasa aku tidak perlu menambahnya dengan mengikuti egoku yang menyukainya. Kesalahan sempat menuliskan namanya di hatiku, dan aku beruntung karena belum mengukirnya. Tentu saja karena takut bekasnya sulit hilang.
For him, terima kasih atas care-nya, obrolan panjangnya, kejadian serunya. Tapi mungkin semuanya bakal berubah kalau kata-kata kramat itu keluar, jadi yang terbaik adalah Sayonara..
A 'Good' Bye... :)

Friday, May 18, 2012

SUPER JUNIOR SHOW 4 INA

Berhubung aku baru blogging sekarang.. jadi aku baru berbagi cerita tentang kenangna SS4 tanggal 27 April lalu yang sebenarnya udah basi banget!
cerita awalnya itu pas beli tiket: kalau nggak salah waktu itu tanggal 7 April di Twin Plaza Jakarta Selatan. Aku dan beberapa temanku yang lain mengorbankan diri untuk datang ke lokasi jam 8 pagi sesuai promotor bilang saat itu. Dan ternyata.. tiket untuk tanggal 28 dan 29 sudah habis terjual, sebagian besar tiket dibeli oleh para calo.
pencarian calo dimulai, saat itu aku mulai bingung sana sini karena seatku yang notabane-nya paling murah memliki banyak peminat. bahkan saat itu calopun menjualnya dengan harga 4x lipat.
sampai saat seminggu sebelum hari H, promotor bilang bahwa akan diadakan penambahan hari pada tanggal 27 april, aku bertiga dengan temanku langsung mengorbankan diri untuk mengantri 9 jam sebelum jamnya..
SS4 dimulai...
saat itu aku tidak bisa mengungkapkan banyak..
hanya bisa teriak lebih kencang darip[ada biasanya, melihat mereka yang biasanya selalu terlihat di layar kaca dan laptop kini justru ada di depan mata..
Siwon, Leeteuk, Donghae, Kyuhyun, Shindong, Eunhyuk, Sungmin, Ryeowook, Yesung <3

Saturday, March 31, 2012

Rintikan Hujan Terakhir

Lelaki normal manapun akan memberi kesan yang sama pada gadis itu pada pertama kali melihatnya. Cantik. Lalu deretan pujian lainnya yang menegaskan dan hampir menutupi kekurangan gadis itu ketika mulai mengenalnya dan mencari tahu tentangnya. Cerdas, alim, salehah dan membuat lelaki manapun berharap dapat memiliki atau sekedar menjadi teman dekatnya.
Setidaknya, itulah yang ada di pikiran Rama pada Tika setelah pertemuan mereka yang berawal dari beberapa bulan terakhir dan membawa kedekatan hingga saat ini. Kedekatan itu seharusnya membuatnya bersyukur, bukan? Karena bagaimanapun gadis itu membuat hari-harinya jauh lebih baik dan tentunya membuat lusinan lelaki yang lain menatap iri padanya. Bukannya membiarkan gadis itu pergi tak ingin melihatnya seperti ini.
Tangan kanan Rama mencengkram setir sementara tangan kirinya memencet tombol-tombol di ponselnya. Sederet angka tertera di layar ponselnya, angka yang sudah dihafalnya di luar kepala. Tentu saja sudah dicoba untuk menghubunginya beberapa kali, namun operator ponsel selalu mengatakan bahwa pemilik ponsel itu sedang sibuk. Benarkah sedang sibuk? Ia sendiri tidak yakin dengan gagasan itu. Karena mungkin lebih tepatnya gadis itu tidak ingin menjawab teleponnya.
Matanya menatap datar ke depan sementara otaknya bekerja keras menyusun kata-kata yang tepat untuk dijadikan alasan. Ia berharap ada sedikit pencerahan untuk pikirannya agar bisa memberikan alasan yang logis sehingga membuat gadis itu percaya padanya. Mengingat tatapan gadis itu tadi yang benar-benar tidak bersahabat itu benar-benar membuatnya bersalah. Sangat berbeda dengan tatapan biasanya ataupun tatapan saat pertama kali mereka memulai percakapan.
Ia tersenyum getir ketika mengingat saat pertama kali takdir mempertemukannya dengan gadis itu. Gadis itu datang menghampirinya dan memanggil namanya. Kejadian yang tidak mungkin terlupakan dalam memori Rama.
“RAMA!!” seru gadis itu sambil menepuk kaca jendela mobilnya dan terpaksa membuatnya berhenti mengendarai. Ia keluar dari mobilnya dan mendapati seorang gadis berkerudung dengan sorot mata memohon.
“Tika? Kenapa?” tanyanya keheranan.
“Aku tahu aku pasti sangat mengganggumu, tapi aku mohon bantuanmu,” lalu gadis yang dipanggil Tika itu mengeluarkan secarik kertas dari tasnya, “kau bisa mengantarku ke tempat ini? Aku harus bertemu dengan kakakku disana,”
Rama membaca barisan huruf di carikan kertas itu, sebuah alamat yang tertulis disana kebetulan tidak jauh dari tujuannya. Lalu ia menatap gadis yang masih dengan tatapan memohon itu sambil mengulas senyum seramah-ramahnya. “Tidak masalah, kebetulan aku ingin melewati jalan yang sama,” katanya sambil melangkah ke pintu penumpang depan seraya membuka pintunya dan mempersilahkan Tika masuk. Dengan cepat Tika masuk ke dalam mobil mengingat hari itu langit sedang tidak bersahabat. Siapapun bisa berpendapat bahwa hujan deras kemungkinan besar akan mengguyur kota ini.
Setelah menduduki kursi pengemudi dan memasang sabuk pengaman, Rama langsung mengendarai mobilnya keluar area parkiran kampus mereka.
“Aku minta maaf lagi kalau aku benar-benar mengganggumu,” gumam Tika membuka percakapan di antara mereka.
Rama menoleh sekilas ke arah Tika yang duduk di sampingnya sebelum ia menatap fokus ke depan, “tidak apa-apa, santai saja. Aku sama sekali tidak keberatan,” sahutnya pada gadis di sebelahnya dengan sikap setenang mungkin.
Kalau ia boleh jujur, sebenarnya ia tentu merasa sangat senang bisa membantu gadis berkerudung yang menjadi pusat perhatian teman-temannya selama ini. Sama seperti mahasiswa yang lain, ia juga berharap bisa menjadi sekadar teman yang baik untuk gadis ini. Namun, nyalinya yang kecil menghalangi segalanya sehingga ia tidak punya keberanian untuk berkomunikasi dengan Tika, apalagi bermimpi untuk bisa menjadi seseorang yang penting bagi gadis itu. Dan sekarang, gadis itu datang sendiri meminta bantuannya. Kesempatan bagus, dan tidak mungkin ia menolaknya, bukan?
“Sudah sampai,” gumam Rama pelan ketika mobilnya berhenti di depan rumah kecil. Ia sendiri tidak sadar selama perjalanan tidak mengeluarkan suara sama sekali, sibuk dengan degup jantungnya yang tidak keruan. Dalam hati ia merasa bodoh, seharusnya ia menggunakan kesempatan ini untuk berkomunikasi dengan Tika.
Namun tidak ada reaksi dari gadis itu, membuat Rama menoleh dan menatap Tika yang memiringkan kepalanya ke kiri sementara kedua matanya tertutup rapat. Tidurkah ia? Dalam suasana dingin seperti ini, tidur memang alternatif terbaik. Karena hujan deras sudah mengguyur kota ini.
Rama tersenyum kecil setelah menyadari bahwa ia sudah lama menatap Tika. Karena selama ia mengenal Tika, belum pernah ia menatapnya sedekat ini. Pelan-pelan ia memundurkan posisinya supaya tidak menimbulkan kecurigaan, lalu menepuk bahu Tika dan memanggil namanya pelan.
Gadis itu pelan-pelan bergerak, mengusap matanya lalu menatap sekeliling, “Sudah sampai ya? Aduuuh maaf aku tertidur,” ucapnya bersalah.
Rama tersenyum kecil, “Tidak apa-apa. Oh ya, kau bisa gunakan jaketku, di luar hujan deras, nanti kau kedinginan,” dalam hati ia tahu, tindakannya sungguh pasaran. Namun ia tidak ingin melihat gadis di sampingnya ini menggigil kedinginan lalu jatuh sakit.
Tika buru-buru menggeleng, “Tidak perlu, sungguh!” lalu gadis itu merogoh tasnya dan mengeluarkan sesuatu. Payung. “Tenang saja, aku tidak akan kehujanan,” elaknya sambil tersenyum.
Meskipun Tika sudah menolak, tak urung Rama mengambil jaketnya dan melampirkannya ke atas pundak gadis itu, “Jangan sungkan, pakai saja.”
Tika tersenyum dan menerima jaket itu, “Terima kasih, secepat mungkin akan kukembalikan,” katanya sambil membuka pintu. Lalu ia membuka payungnya dan keluar dari mobil itu.
Ia tidak pernah menyangka sebelumnya, awal bertemu dengan gadis itu membuat sesuatu yang tak berani diimpikannya berubah menjadi kenyataan.
Mereka menjadi dekat. Siapapun bisa menyimpulkan bahwa kedekatan mereka bukan sekadar sahabat biasa. Hal itu bisa dilihat dari cara mereka memandang satu sama lain, bentuk perhatian yang diberikan, bahkan panggilan khusus yang mereka buat.
Dan tentu saja Rama memanfaatkan kedekatan mereka untuk mengutarakan perasaannya pada Tika, berharap sinyal positif yang selama ini gadis itu berikan padanya adalah semata-mata karena gadis itu memiliki perasaan yang sama dengannya. Berharap Tika menerimanya dan dengan begitu ia berjanji untuk tidak menyakitinya.
Beberapa hari setelah hari pengungkapannya, gadis itu memberikan jawaban. Tika  menerima perasaan Rama dan membuat Rama terkesima tak percaya. Tidak percaya bahwa tidak ada lagi hari-hari dimana ia hanya mengagumi gadis ini secara sepihak, tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaan tentang perasaan Tika padanya yang belakangan ini mendominasi pikirannya, tidak ada lagi rasa takut ketika melihat lelaki lain yang menjadi pesaing baginya untuk mendapatkan Tika. Dalam hati ia berjanji akan melindungi dan menyayangi Tika dengan seluruh jiwa raganya dan ia juga berjanji untuk tidak membuat gadis ini pergi.
Beberapa bulan kemudian, Tika meminta Rama untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Rama setuju. Dan pada hari itu pulalah, ia mengunjungi rumah Tika selepas mereka selesai kuliah. Orang tua Tika menyambutnya dengan ramah, ia dipersilahkan untuk memakan jamuan yang ada dan sempat mengobrol dengan keduanya selama beberapa jam sebelum ia meninggalkan rumah Tika.
Secara tersirat ia menyimpulkan bahwa ayah Tika berharap bahwa ia serius menjalani hubungan dengan putrinya. Dengan optimis, Rama menyanggupinya tanpa ragu.
Selanjutnya adalah hari yang sulit baginya untuk menghubungi Tika. Perbedaan jadwal kuliah semester baru membuat mereka sulit bertemu, ditambah lagi jadwal kegiatannya yang tak kalah padat. Namun sebisa mungkin ia tidak benar-benar kehilangan kontak dengan gadis itu. Lalu ia bertemu dengan Noni, seorang gadis berkerudung modis yang menjadi teman barunya di kegiatan yang baru-baru ini diikutinya.
“Mau pulang bersama?” tawar Noni padanya ketika ia sedang membereskan peralatannya ke dalam tas.
Ia menatap gadis itu, “terima kasih, Noni. Kebetulan aku bawa mobil jadi bisa pulang sendiri.” Tolaknya halus.
“Oh, kau bawa mobil?” tanyanya sambil menatap Rama, “kalau begitu bagaimana kalau kau mengantarku pulang? Hari ini aku tidak bawa kendaraan. Boleh ya?” pintanya dengan nada memohon.
Berbeda dengan Tika, gadis berkerudung modis di depannya ini lebih ekspresif dan sangat percaya diri. Belakangan ini ia selalu pergi bersama-sama dengan Rama meskipun sebenarnya ia tahu Rama sudah memiliki Tika. Awalnya Rama terus menolak tawarannya, tapi akhir-akhir ini penolakannya sudah berkurang, bahkan terkadang Rama suka mengajaknya ke berbagai tempat.
Rama mengulas senyum setelah membereskan peralatannya. Ia sudah tahu dari berbagai sumber bahwa Noni menyukainya. Awalnya ia keberatan dengan segala tawaran yang diberikan oleh gadis itu, namun lama-kelamaan ia tidak lagi menolak. Setidaknya ia bisa memperlakukan gadis itu sebagai teman dekatnya, atau teman untuk sekadar berbagi cerita. Karena di matanya, Noni adalah gadis unik. Dan mungkin di luar perkiraannya, kedekatan mereka selama ini bisa memutarbalikkan perasaan meskipun ia berusaha menolaknya.
Rama menatap Noni yang masih di depannya, “baiklah,” jawabnya. Noni tersenyum penuh kemenangan dan segera menggamit tangan Rama, sama seperti yang biasa ia lakukan belakangan ini. Rama sama sekali tidak menolak, bahkan ia menyambut tangan gadis itu dan membawanya ke mobil.
“Hari ini kau langsung pulang atau ingin jalan-jalan dulu?” tanya Noni begitu mobil sudah melaju meninggalkan area kampus.
“Sepertinya langsung pulang.”
“Begitukah?” Noni mengerucutkan bibirnya dan menengok ke arah Rama sambil tersenyum, “padahal tadinya kupikir kau ingin jalan-jalan dulu,”
Rama menengok ke arah Noni sebentar lalu mengalihkan lagi ke arah depan, “Oh ya? Kau ada rencana jalan-jalan kemana?”
Noni menyebutkan sebuah mall dengan mata berbinar-binar, berharap Rama menuruti keinginannya. Dan senyum kemenangannya kembali mengembang ketika Rama memberhentikan mobilnya tepat di lantai dasar mall yang ia sebutkan tadi.
“Kita kemana dulu ya? Kau ada ide?” tanya  Noni riang sambil mengayunkankan tangan kanannya yang menggenggam tangan kiri Rama.
“Hmm.. bagaimana kalau kita makan dulu? Aku lapar..” usul Rama sambil mengulas senyumnya.
“Oke,” Noni mengangguk, “Kalau begitu aku yang pilih tempat,”
Mereka baru saja ingin berbelok ke arah foodcourt, namun langkah Rama terhenti seolah terpaku di tempatnya. Matanya terbelalak ketika menatap pasang mata yang lain di seberangnya dengan pandangan terluka. Meskipun pemilik pasang mata itu tidak menggurat apapun di wajahnya, namun Rama yakin benar, ada bara api yang menyala di bola mata itu. Kemudian pemilik pasang mata itu berlari menghindar sebelum ia sempat menghampirinya.
Tika, lirihnya. Sebagian pikirannya merasa ia sudah terjebak, namun pikiran lain mengatakan ia justru menikmati dan tidak masalah kalau terperosok ke dalamnya.
***
Berhenti meneleponku, besok temui aku di Café biasa.
Rama menghela napas dan menghembuskannya dengan keras setelah membaca pesan itu. Baiklah, ia akan berusaha bersabar menurut kata Tika untuk menjelaskan semuanya besok.
***
Entah sudah berapa lama hujan di luar mulai menderas, ia tidak tahu. Atau yang lebih tepatnya lagi, ia tidak ingin tahu. Karena semenjak langit mendung dan hujan belum turun, ia sudah duduk di depan gadis ini dan belum menjelaskan apapun. Terdiam dan sibuk menyusun kata-kata juga mengendalikan emosinya yang meluap.
Tika mendengus, “baiklah, kalau begitu aku yang mulai bicara,” gumamnya sambil melirik ke arah Rama yang masih bergeming.
“Maaf kalau aku tidak memberitahumu tentang ini. Sebelumnya aku masih menerka pemikiran orang tuaku yang secara tersirat menolakmu tanpa sebab, untuk itu aku berusaha mencari tahu alasannya dengan caraku, tanpa berkomunikasi denganmu.”
Rama masih bergeming, namun dari sorot matanya terlihat ia menunggu kelanjutan penuturan Tika. Sayangnya perhatiannya teralihkan dan terkejut ketika seseorang bergabung dengan mereka dan dengan santai menarik bangku kosong yang ada lalu duduk di atasnya.
“Maaf aku datang terlambat.” sahutnya
“Noni?” gumamnya lebih pada diri sendiri. Ia tidak percaya dengan penglihatannya, dan pikirannya buntu untuk menebak apapun.
Mendadak suasana menjadi dingin, sampai sebuah suara memecahkan, “Rama, bisa kulanjutkan penuturanku?” tanya Tika padanya.
Rama mengangguk lemah. Tak sadar ia menatap kedua gadis di depannya secara bergantian. Berusaha menemukan sesuatu.
“Aku sangat bersyukur pada Allah karena Ia memberitahukan semuanya sebelum kita melangkah lebih jauh, meskipun jawaban yang Ia berikan sama sekali bukan jawaban yang kumau..”
“Tika,” sela Rama tak sabar, “tolong jelaskan, aku benar-benar tidak mengerti!” serunya meninggi.
Tika mengangguk,  “singkat cerita, aku yang mengatur semuanya. Noni adalah sepupuku sekaligus tempat curhatku. Ia tidak ingin terus-terusan melihatku memendam semuanya, maka ia bersedia membantuku. Sekaligus ia ingin tahu seperti apa sifat calon suamiku.”
“Oh ya, Rama,” sela Noni menambahkan, “aku yang berusaha keras untuk memaksa Tika tidak menemuimu dan meminimalisir komunikasi kalian. Tentu saja karena aku tidak ingin laki-laki manapun hanya menjadikannya boneka. Oh ya, aku juga minta maaf selama ini. Semua ungkapanku, tentu saja kau bisa menyimpulkannya kalau itu bukan sungguhan, bukan?”
Rama benar-benar tercengang, tidak percaya. Ia tidak bisa berkata-kata apapun, seakan mulutnya terkunci. Pikirannya benar-benar menolak kenyataan ini. Kenyataan bahwa ia terperangkap dalam jebakan dan ia bermain di dalamnya. Ia tidak tahu siapa yang jadi tersangka disini. Tidak ada yang salah dan bersikap egois disini menurutnya.
Sampai akhirnya, di detik berikutnya ia baru menyadari bahwa ia-lah tersangkanya!
“Aku sudah menjelaskan semuanya. Ada yang ingin kaujelaskan? Kalau ada, aku bersedia mendengarkannya.” Ujar Tika bijak.
Berkali-kali otaknya berpikir keras, menemukan pencerahan. Meskipun ia sudah berusaha puluhan kali mencoba menyusun kalimat yang tepat, namun lidahnya yang kelu menggagalkan semuanya. Ia mendengus keras, kesal, hingga akhirnya ia hanya mampu melirihkan kata maaf dengan memalingkan muka.
Dari ujung manik matanya, ia menangkap Tika yang tersenyum. Senyum yang ia yakini adalah senyum bijak yang dibuatnya sebisa mungkin. Karena dari sorot mata gadis itu terlihat guratan kekecewaan, juga keterlukaan. Dan tampaknya kali ini matanya ingin mengeluarkan air mata yang sebenarnya sudah ditahannya.
“Terima kasih, Rama.” Ucap Tika. “Terima kasih untuk selama ini,” lalu tetesan bening itupun jatuh sebelum ia sempat menyekanya.
Rama tahu meskipun Tika tidak mengucapkannya secara langsung bahwa kata-katanya yang tadi adalah ucapan perpisahan. Maka dari itu, ia tidak mencoba menghalangi apapun yang ingin dilakukan gadis itu. Bahkan ketika gadis itu dan sepupunya beranjak dari bangkunya, keluar café dan meninggalkannya.
Hari itu, tepat di rintikan terakhir hujan di luar café, ia melihat bayangan kedua gadis itu. Dan sekaligus sebagai rintikan hujan terakhir setelah ribuan rintikan hujan yang pernah ia lewati bersama gadisnya.